SOLOPOS.COM - Direktur Teknik PSSI, Danurwindo, memberikan pemaparan dalam Workshop Filosofi Sepak Bola Indonesia di Hotel Sarila, Rabu (10/1/2018) siang. (JIBI/Solopos/Chrisna Chanis Cara)

Sepak bola Indonesia diminta mengembangkan bakat dengan kecerdasan.

Solopos.com, SOLO — Publik sepak bola dunia dikejutkan ketika Timnas Islandia mampu menembus Piala Dunia 2018 di Rusia. Meski hanya berpenduduk 316.000 jiwa, mereka mampu membentuk tim mumpuni dan mulai disegani di daratan Eropa. Kondisi itu berbanding terbalik dengan Indonesia yang selalu gagal membentuk Timnas yang ditakuti meski punya penduduk hingga 260 juta jiwa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kecerdasan atau intelegensia disebut menjadi pembeda kualitas pemain Indonesia dengan timnas lain yang sukses. Hal itu diungkapkan Direktur Teknik Timnas Indonesia, Danurwindo, dalam Workshop Filosofi Sepak Bola Indonesia yang digelar Askot PSSI Solo di Hotel Sarila, Rabu (10/1/2018).

Dalam acara yang diikuti puluhan pelatih muda ini, Danurwindo mendorong para pelatih mampu mencetak pemain yang cerdas dan berkemauan keras. “Talenta saja tidak cukup, itu kata Arsene Wenger. Butuh semangat bekerja keras dan kecerdasan,” ujar

Dari hasil risetnya ke pelosok nusantara, lelaki yang akrab disapa Coach Danur itu menemukan pemain Indonesia sebenarnya tak kekurangan dalam segi teknik. Bahkan beberapa pelatih tenar luar negeri pernah mengungkapkan pada dirinya jika pemain Indonesia bisa bermain di level kedua kompetisi Spanyol karena dianugerahi teknik dan kecepatan tinggi.

Namun dia menyebut semua kelebihan itu bisa tak berguna jika sang pemain gagal membaca situasi permainan. Danur mengatakan kecerdasan pemain perlu diasah agar mampu cepat mengambil keputusan di lapangan hijau. “Ini problem kompleks di sepak bola kita. Tugas pelatih mencari solusi hal ini, salah satunya kembali ke panduan filosofi sepak bola Indonesia,” ujarnya.

Eks Pelatih Arseto dan Pelita Jaya ini membeberkan goal oriented possession atau penguasaan bola berorientasi gol adalah model yang cocok bagi sepak bola Tanah Air. Dalam model tersebut, pemain tak hanya dituntut dominan menguasai bola melainkan juga pandai mengalirkan bola ke depan. Konsep ini pernah sukses diterapkan Timnas U-19 di bawah Indra Sjafri.

“Tim bisa memanfaatkan keunggulan kecepatan pemain saat menyerang, tidak ada cerita terlalu lama bermain dengan bola karena tujuan utama adalah mencetak gol,” kata lelaki kelahiran Purworejo 66 tahun silam itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya