SOLOPOS.COM - CEO PT. Persis Solo Saestu (PSS), Paulus Haryoto (dua dari kiri) menunjukan jersey resmi tim Persis Solo musim ini kepada Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo (tiga dari kanan) saat launching jersey dan team Persis Solo di Pendhapi Gede, kompleks Balai Kota Solo, Jumat (17/4/2015). Launching tersebut menunjukan jersey resmi dan para pemain untuk musim kompetisi tahun ini. (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Sepak bola Indonesia tengah vakum. Kongres Luar Biasa dinilai menjadi solusi terbaik.

Solopos.com, SOLO — Persis Solo bakal menghadiri sarasehan antarklub atas undangan tim Divisi Utama, PSGC Ciamis, di Ciamis, Jawa Barat, Rabu-Kamis (24-25/2/2016). Silaturahmi yang akan diikuti oleh perwakilan klub serta para stakeholder sepak bola Tanah Air ini dibikin untuk mencari solusi atas karut-marut persepakbolaan Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Laskar Sambernyawa, julukan Persis, sendiri mendesak segera dilaksanakan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Hal ini dianggap jadi cara yang tepat untuk mengatasi kisruh ini.

“Saya kira hanya KLB solusinya, tapi ini harus sesuai dengan AD ART agar pemasalahan segera rampung,” papar CEO PT Persis Solo Saestu, Paulus Haryoto, kepada wartawan, Minggu (21/2/2016).

Paulus mengaku sudah berkomunikasi dengan sejumlah klub terkait beberapa hal yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut. Menurutnya, mereka sudah punya hal yang akan disampaikan dalam sarasehan itu. Selain itu, ia berharap masukan itu berdampak besar bagi sepak bola Indonesia ke depan.

Dari sarasehan di Ciamis, manajemen bakal langsung menuju Jakarta untuk memenuhi undangan PT Liga Indonesia, Jumat (26/2/2016). Pertemuan ini sebagai tindak lanjut setelah PT LI bertemu dengan perwakilan 18 klub ISL. Kabarnya, pembahasan utama berupa presentasi regulasi dan komersial rencana kompetisi DU.

“Dua pertemuan ini memang berbeda tapi berkaitan. Bisa jadi apa yang kita hasilkan di Ciamis kita sampaikan dalam rapat dengan PT LI,” imbuhnya.

Sementara itu, penasehat Persis Solo, FX Hadi Rudyatmo, setuju soal KLB adalah solusi terbaik. ia berharap semua pihak mengalah demi masa depan sepak bola Indonesia. Sedangkan waktu yang tepat untuk menggelar agenda besar itu adalah sebelum Mei 2016 mendatang.

“Siapa pun yang bakal jadi ketua PSSI itu harus tahu sepak bola. Ia juga tak butuh materi, tak punya kepentingan, dan tak tersangkut persoalan hukum. Kita butuh orang yang nasionalis. Soal pelaksanaan nanti tergantung bagaimana AD ART,” jelas Wali Kota Solo ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya