SOLOPOS.COM - Logo PSIS Semarang. (JIBI/Solopos/Dok.)

Sepak bola gajah, para pemain dan ofisial PSIS yang terhukum statusnya dipulihkan oleh PSIS.

Semarangpos.com, SEMARANG – Jelang kompetisi Divisi Utama bergulir PSIS Semarang mendapat kabar baik. Para pemain dan ofisial PSIS yang terjerat hukuman akibat kasus sepak bola gajah saat melawan PSS Sleman pada kompetisi Divisi Utama musim 2014 lalu statusnya dipulihkan oleh PSSI.

Promosi Peneliti Harvard Ungkap Peran BRI Dorong Inklusi Keuangan lewat Digitalisasi

Dengan demikian, para pemain dan ofisial PSIS itu pun bisa kembali tampil di kancah persepakbolaan nasional. Mereka tak lagi dilarang tampil di kompetisi resmi karena hukuman dari PSSI telah dicabut.

Ekspedisi Mudik 2024

Kepastian terkait pemulihan status para pemain dan ofisial PSIS yang terjerat kasus sepak bola gajah itu disampaikan Direktur Kompetisi PSIS, Khairul Anwar, saat dihubungi Semarangpos.com, Senin (23/1/2017). Khairul menyebutkan dari 17 pemain dan ofisial tim yang terkena sanksi baru 13 orang yang statusnya telah dipulihkan.

”Pemulihan status para pemain dan ofisial PSIS itu diputuskan dalam rapat Exco [Komisi Eksekutif] PSSI beberapa waktu lalu. Tapi, suratnya baru kami peroleh Sabtu [21/1/2017] kemarin. Dalam surat yang ditandatangani Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, itu ada 13 orang dari PSIS yang hukumannya dicabut. Status mereka dipulihkan dan boleh berkiprah lagi di persepakbolaan Tanah Air,” beber Khairul.

Dari 13 orang yang diampuni itu, 10 di antaranya pemain PSIS. Sementara, tiga orang lainnya merupakan ofisial tim, yakni pelatih Eko Riyadi, asisten pelatih Setiawan, dan pelatih kiper Budi Cipto.

Sementara, ke-10 pemain yang statusnya dipulihkan itu, yakni Saptono, Sunar Sulaiman, Anam Syahrul, Taufik Hidayat, Eli Nasoka, Franky Mahendra, Andi Rohmat, Vidi Hasiholan, dan dua pemain asing Ronald Fagundez dan Julio Alcorse.

Khairul menambahkan 10 pemain yang statusnya sudah dipulihkan ini belum tentu akan kembali bergabung bersama PSIS. Apakah ke-10 pemain ini akan digunakan PSIS atau tidak, keputusan ada ditangan pelatih saat ini, Subangkit.

Meski demikian, ia berharap jika PSIS tak menggunakan, para pemain itu tetap bisa berkiprah di persepakbolaan nasional bersama klub lain.

“Mereka itu juga korban dari sepak bola gajah. Sekarang dengan status yang sudah dipulihkan, semoga ada klub yang berminat menggunakan jasa mereka,” ujar Khairul.

Ke-10 pemain dan tiga ofisial PSIS itu mendapat hukuman berbeda-beda dari PSSI karena terlibat sepak bola gajah. Ada beberapa pemain yang dihukum seumur hidup dan ada juga yang disanksi selama 10 tahun.

Mereka terkena hukuman setelah terlibat sepak bola gajah saat PSIS bermain melawan PSS Sleman pada Babak Perempat Final Divisi Utama 2014. Saat itu, kedua tim sama-sama ingin mengalah dengan cara mencetak gol ke gawang masing-masing. Dalam laga yang menjadi salah satu skandal terburuk persepakbolaan Tanah Air itu PSS akhirnya tampil sebagai pemenang dengan skor 3-2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya