SOLOPOS.COM - Aksi sepak bola gajah antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang menjadi catatan memalukan. Ist/Dok

Sepak bola gajah yang dilakukan PSS vs PSIS sempat menghebohkan sepak bola Indonesia. Empat pemain PSS menyebutkan dalang utama insiden memalukan tersebut.

Solopos.com, JOGJA — Masih ingat dengan kasus sepak bola gajah yang melibatkan PSS Sleman dan PSIS Semarang? Manajer PSS, Suparjiono, disebut-sebut sebagai dalang atau aktor intelektual di balik insiden memalukan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dikutip dari Liputan6.com, Kamis (30/7/2015), laga sepak bola gajah PSS vs PSIS itu terjadi di babak 8 besar Divisi Utama Grup 1, Minggu (26/10/2014). Saat itu PSS menang 3-2 atas PSIS, namun menjadi heboh karena lima gol tersebut seluruhnya merupakan gol bunuh diri.

Kabarnya kedua tim berupaya saling mengalah dan terpaksa melakukan sepak bola gajah agar tidak menjadi juara grup, yang nantinya akan berhadapan dengan Borneo FC. Borneo FC ini diyakini kerap diuntungkan di tiap laganya dan disebut-sebut sudah dijamin lolos ke ISL.

Dalam acara Kupas Tuntas yang digelar di Hotel Merapi Merbabu Yogyakarta, Rabu (29/07/2015) malam WIB, empat pemain PSS hadir. Para pemain yang hadir yaitu Moniaga , Satrio, Ridwan dan Ronald. Empat pemain PSS Sleman ini masuk dalam starting eleven sepak bola gajah PSS vs PSIS Semarang.

Para pemain PSS Sleman akhirnya buka suara terkait kasus yang menghebohkan dunia sepak bola Indonesia itu. Insiden sepak bola gajah PSS vs PSIS itu terjadi karena manajer PSS, Suparjiono, menginstruksikan untuk mencetak gol bunuh diri agar tak bertemu dengan Borneo FC.

“Selama ini kami pemain selalu disalahkan. Padahal kami ini korban dari drama sepak bola gajah. Baru kali ini ada kesempatan bicara. Saya dan teman-teman sudah bulat akan bicara jujur soal sepak bola gajah,” kata Satrio.

Menurut Satrio, ia dan para pemain lainnya ingin menceritakan semuanya, namun menunggu waktu yang tepat. Keinginan ini sudah lama ingin diutarakan oleh semua pemain PSS yang ikut serta dalam laga sepak bola gajah tersebut.

Satrio mengaku saat sepak Bola Gajah antara PSS Sleman vs PSIS Semarang para pemain mendapat istruksi untuk menghindari laga melawan Borneo FC di babak berikutnya. Instruksi itu langsung dari mulut Manajer Tim PSS Sleman, Suparjiono, setelah berdiskusi dengan pelatih PSS Sleman, Hery Kiswanto.

“Intinya jangan sampai bertemu Borneo FC kalau ingin ke ISL. Pak Suparjiono mengatakan itu setelah pemain rapat dengan pelatih,” ungkapnya.

Satrio mengaku kaget mendengar instruksi itu namun, para pemain tetap berkeinginan untuk bermain secara jujur. Para pemain sudah menyiapkan laga menuju ke ISL ini dengan  berlatih keras. Namun instruksi sepak bola gajah itu mengubah semua persiapan tim.”Ya jadi sia-sia akhirnya, padahal pagi sore sudah latihan keras. Kami saat itu tetap komitmen bermain serius,” tegasnya.

Sebagaimana diberitakan Solopos.com sebelumnya, sejumlah pemain dijatuhi hukuman dan denda oleh Komisi Disiplin PSSI terkait insiden sepak bola gajah PSS vs PSIS, yang paling berat ada yang dihukuman larangan berkecimpung di sepak bola seumur hidup. Mereka adalah Pelatih Heri Kiswanto, ofisial tim Rumadi, Sekretaris Tim Eri Febriyanto, dan tiga pemain yakni Riyana, Agus Setiawan, dan Hermawan Putra Jati.

Asisten Pelatih Edi Broto dihukum larangan bermain selama sepuluh tahun. Delapan pemain dihukum lima tahun, yakni Marwan Muhammad, Satrio Aji Saputro, Wahyu Gunawan, Ridwan Awaluddin, Anang Hadisaputra, Eko Setiawan, Mudah Yulianto, Monieaga Baguswardi.

Lima pemain lainnya dihukum satu tahun dengan masa percobaan lima tahun, antara lain Christian Adelmund, Waluyo, Saktiawan Sinaga, Guy Junior, dan Gratheo Hadiwinata. Kitman dan Masseur, Dwi Suyono dan Sunyono, juga mendapat hukuman.

Sanksi ini disebut sejumlah pemain yang dihukum tak adil. Mereka menegaskan para pemain di lapangan cuma korban karena mendapatkan instruksi dari manajemen. Sementara Manajer tim Supardjiono yang disebut memberikan perintah sepak bola gajah malah melenggang tanpa hukuman.

Supardjiono disebut Komdis PSSI tidak berada di lapangan saat kejadian berlangsung. Sebaliknya, para pemain menyebut dia ada di tepi lapangan dan diakui ada instruksi untuk menyelamatkan Supardjiono dari insiden sepak bola gajah itu.

Suparjiono Membantah
Manajer PSS, Suparjiono, membantah tudingan sebagai sosok yang menginstruksikan sepak bola gajah. Menurut Suparjiono, kasus itu sudah selidiki Komisi Disiplin PSSI dan telah selesai.

Empat pemain PSS menyebut aksi memalukan sepak bola gajah saat PSS vs PSIS Semarang adalah karena instruksi Suparjiono. Saat itu, Suparjiono memilih menghindari untuk bertemu dengan Borneo FC demi tiket promosi ke ISL.

“Tidak benar itu, saya tidak tahu dan tidak menginstruksikan apapun ke pemain. Kan kasus ini juga sudah diselidiki dan disidangkan oleh PSSI,” ujar Suparjiono.

Dia menegaskan semua pengakuan dari empat pemain PSS Sleman tidak benar. Menurut Suparjiono, dirinya tidak pernah menginstruksikan para pemain untuk bermain sepak bola gajah bahkan kasus ini sudah ditangani langsung oleh PSSI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya