SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

NEW DELHI: Seorang siswi yang berusia 11 tahun dan diduga telah dikenai hukuman badan oleh guru sekolahnya meninggal Jumat kemarin di rumah sakit di New Delhi.

Setelah kejadian itu pemerintah memerintahkan penyelidikan mengenai peristiwa yang mengejutkan tersebut dan menegaskan perlunya pembentukan pusat penyuluhan di semua sekolah guna mencegah terulangnya peristiwa semacam itu pada depan depan.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Ketika menyatakan bahwa Komisi Nasional Hak Azasi Anak (NCPCR) perlu lebih “proaktif”, Menteri Pembangunan Anak dan Perempuan Renuka Chowdhry mengatakan mereka perlu mendatangi daerah sekolah guna mengelola pusat penyuluhan.

“Kami semua –media, orang-tua dan rakyat– perlu bertindak. Itu adalah kegagalan bersama karena kita membiarkan semua ini terjadi,” kata wanita menteri itu.

Ekspedisi Mudik 2024

Pada gilirannya, NCPCR membentuk satu komisi penyelidikan dengan dua-anggota mengenai peristiwa tersebut. Komisi itu akan mengajukan laporannya dalam waktu satu pekan.

Komisi Nasional bagi Hak Azasi Manusia (NHCR) juga telah berusaha memperoleh laporan dalam waktu empat pekan dari Komisaris MCD.

Amod Kanth, pemimpin Komisi Delhi bagi Hak Asasi Anak, berkata, “Kami telah mengeluarkan pemberitahuan kepada kepala sekolah guna meminta penjelasan mengenai apa yang terjadi dan mengapa ini terjadi”.

“Komisi tersebut juga telah mengirim surat ke Komisaris MCD, yang harus melakukan penyelidikan mengenai masalah tersebut dan melapor kembali kepada kami dalam waktu tujuh hari,” kata Kanth.

Ia mengatakan tindakan hukum yang layak akan diputuskan setelah MCD menyampaikan laporannya.

Siswi itu dibawa ke rumah sakit pada Rabu, setelah Manju, seorang guru, diduga menghukum dia karena tidak dapat menjawab beberapa pertanyaan.

Pada pagi harinya, MCD juga memerintahkan penyelidikan mengenai peristiwa tersebut.

Shanno, murid klas II sekolah dasar MCD di Bawana, diduga disuruh oleh gurunya “berdiri” di bawah sengatan matahari dengan beberapa bata di pundaknya. Ia menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Maharishi Valmiki di New Delhi, Jumat petang, setelah berjuang selama dua hari.

“Ia meninggal di rumah sakit. Kamis sedang menyelidiki kasus ini. Satu kasus berdasarkan pasal 304 IPC karena melakukan pembunuhan tercela telah diajukan. Kami sedang menyelidiki laporan medis siswi tersebut,” kata Wakil Komisaris Polisi (Outer Delhi) Atul Katiyar.

Zaki Ahmed, dokter yang merawat siswi itu, mengatakan sang gadis kecil memberi tahu mereka “dua batu bata ditarus di pundaknya dan kemudia ia disuruh berdiri di bawah sinar matahari selama dua jam. Ia tak sanggup menjalani hukuman itu dan mulai muntah-muntah”.

Keluarganya menyatakan gadis cilik tersebut disuruh berdiri di bawah sinar matahari selama dua jam karena tak dapat menjawab beberapa pertanyaan.

“Kami mengingini keadilan dan tak seorang pun boleh menderita seperti ini,” kata ayah siswi tersebut, Ayub Khan.

MCD pada Kamis (16/4) menskors kepala sekolah Dhanpati dan menuduh guru Manju, yang sudah diskors. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya