SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI — Seorang pelajar kelas XII sebuah SMA di Wonogiri Kota, meninggal pada Rabu (19/12/2012) dan diduga terkena demam berdarah (DB). Ia adalah warga Kaloran, Giritorto, Wonogiri Kota. Saat ini, Dinas Kesehatan Kota (DKK) masih menunggu hasil pemeriksaan dari puskesmas setempat untuk memastikan dugaan itu.

Kepala DKK Wonogiri, Widodo, membenarkan kejadian itu. “Kami sudah mendengar kabar jika ada seorang pelajar yang meninggal karena demam berdarah. Tapi, itu baru dugaan. Kami belum menerima laporan secara resmi,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (20/12/2012).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia menambahkan jika hal itu benar, maka ia akan mengadakan fogging atau pengasapan karena di SMA itu juga banyak pelajar yang terkena sakit panas. Selain itu, ia mengimbau warga di sekitar lokasi tersebut meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) agar DB tidak menyebar ke warga yang lainnya.

Terpisah, Kabid Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Supriyo Heriyanto, menambahkan jika hal itu benar, maka ini merupakan kasus ketiga untuk penderita DB yang meninggal pada 2012.

“Jika benar, warga itu meninggal karena DB, maka Desember ini ada tambahan satu kasus. Sedangkan dari Januari hingga November, ada delapan kasus DB dan dua di antaranya meninggal,” katanya, Kamis.

Selain itu, pihaknya baru saja mengeluarkan surat edaran ke semua kepala puskesmas di Kabupaten Wonogiri. Hal itu untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit menular saat musim hujan.

Penyakit yang diimbau diwaspadai di antaranya DB, Diare, Chikungunya, Flu Burung dan Leptospirosis. Ada lima kecamatan yakni Kecamatan Baturetno, Pracimantoro, Wonogiri Kota, Jatisrono dan Ngadirojo yang merupakan wilayah paling rawan demam berdarah.

Ia juga menambahkan baru saja ada informasi dari wilayah Kecamatan Pracimantoro yang menyebutkan adanya serangan chikungunya. Menurutnya ada 27 orang di Jimbar, Pracimantoro yang dilaporkan terserang chikungunya.

“Sekarang, kondisi warga tersebut sudah membaik. Kami juga sudah melakukan pengasapan di wilayah tersebut. Hal itu dilakukan untuk menekan penyebaran nyamuk yang menjadi pemicu chikungunya,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya