SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Ratusan Sentana dan Abdi Dalem Keraton Kasunanan Surakarta, membagikan 1000 butir telur pada Rabu (23/1/2013) pagi. Telur tersebut dibagikan pengguna jalan yang melintas di bawah Patung Brigjend Slamet Riyadi, Gladak.

Pantauan Solopos.com, acara tersebut dimulai sekitar pukul 09.00 WIB. Telur bebek asin dan kinang itu langsung diberikan kepada setiap pengguna jalan, yang melintas, baik tua maupun muda semua mendapat bagian telur tersebut. Aksi tersebut juga menarik perhatian para pengguna jalan, yang menyebabkan arus lalu lintas Jalan Slamet Riyadi agak tersendat beberapa saat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Beruntung beberapa petugas kepolisian dan petugas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo, mampu mengurai kepadatan kendaraan. Sehingga kemacetan di jalan tersebut tidak berlangsung lama.

Selain abdi dalem, puluhan prajurit Keraton Kasunanan Surakarta, juga disiagakan di tempat tersebut agar suasana terlihat semakin meriah.

Ketua panitia Sekaten 2013, Kanjeng Raden Mas Haryo (KRMH) Satrio Hadinagoro, mengatakan acara tersebut memang sengaja digelar untuk mendekatkan keraton dengan masyarakat. Menurutnya acara itu baru pertama kalinya digelar oleh Keraton Kasunanan Surakarta. Acara tersebut kata dia, merupakan simbolisasi amal yang dicontohkan oleh keraton terhadap masyarakat.

Selain itu, media kinang digunakan sebagai anti oksidan atau antibodi untuk tubuh. Dalam kinang tersebut terdapat beberapa unsur yang bisa menjadi penggambaran kehidupan.

Menurutnya Gambir dimaknai sebagai simbol ajaran kejawen yang diwariskan oleh leluhur yang berwarna merah. Injet dimaknai sebagai ajaran Islam yang berwarna putih yang di syiarkan para wali. Sirih dimaknai sebagai jantung hati yang dapat membedakan rasa, apakah itu baik maupun buruk. Sedangkan Kanthil dimaknai sebagai bagian yang tak terpisahkan seperti ajaran kejawen dan agama islam.

Menurutnya dengan pembagian telur dan kinang tersebut, diharapkan masyarakat kembali ke ajaran leluhur. Selain itu masyarakat diharapkan untuk lebih baik menyikapi alam, agar alam tidak murka dan menjadikan bencana. “Belajar dari Telur dan Kinang, agar kehidupan kita itu lebih tentram dan nyaman di masa mendatang,” sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya