SOLOPOS.COM - Logo Sensus Ekonomi 2016. (bandungkota.bps.go.id)

Sensus Ekonomi Nasional (Susenas) akan digelar Maret mendatang.

Semarangpos.com, SEMARANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah bersiap melaksanakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2016 yang akan dilakukan pada Maret mendatang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Seperti tahun-tahun sebelumnya, susenas ini kami lakukan untuk mengetahui beberapa data yang nantinya akan dipublikasikan di antaranya angka kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan angka pelaku KB,” kata Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Jateng Erisman di Semarang, Selasa (23/2/2016).

Menurut dia, susenas yang dilakukan pada Maret ini untuk mengetahui data-data tersebut hingga tingkat Kabupaten/Kota. Jumlah rumah tangga yang disurvei pada kegiatan tersebut mencapai 27.520 rumah tangga yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota di Jateng.

Sedangkan susenas yang kedua akan dilaksanakan pada bulan September mendatang dengan melibatkan 6.888 rumah tangga yang akan disurvei. Susenas pada bulan September hanya untuk mengetahui data di tingkat provinsi.

Pada survei tersebut, pihaknya akan melibatkan banyak petugas dengan masing-masing petugas diharuskan mewawancarai 20-30 rumah tangga. Diprediksikan, waktu yang dibutuhkan para proses survei antara 2 pekan-1 bulan.

“Pada survei ini kami menerapkan metode wawancara untuk mengisi data kor dan modul konsumsi. Untuk data kor ini misalnya dalam satu keluarga tersebut terdiri dari berapa anggota, siapa saja, hubungannya bagaimana,” katanya.

Sedangkan modul konsumsi adalah untuk mengetahui berapa besar pengeluaran setiap bulannya masing-masing rumah tangga tersebut. Modul konsumsi ini terbagi pada kelompok makanan dan nonmakanan.

Untuk kelompok makanan ini terdiri atas 52 komoditas di antaranya beras, bumbu makanan, dan rokok. Sedangkan untuk nonmakanan terdiri atas 51 komoditas untuk perkotaan dan 47 komoditas untuk perdesaan, di antaranya ada pendidikan, bahan bakar, dan perumahan.

“Untuk modul konsumsi ini salah satunya untuk mengetahui berapa besar uang yang dikeluarkan untuk dapat memenuhi makan 2.100 kalori/kapita/hari,” katanya.

Jika rumah tangga tersebut mengeluarkan uang di bawah garis kemiskinan yaitu Rp309 ribu/kapita/hari maka termasuk rumah tangga miskin.

“Angka kemiskinan ini menjadi data susenas yang pertama kami publikasikan, selanjutnya baru pendidikan, kesehatan, dan beberapa data lain. Meski demikian, publikasi baru dapat dilakukan satu tahun setelah survei dilakukan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya