SOLOPOS.COM - Kebun bunga marigold di Rumah Atsiri Indonesia di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. (Instagram/@rumahatsiri)

Solopos.com, KARANGANYAR — Destinasi wisata yang aman dan menunjang kesehatan seperti Rumah Atsiri Indonesia di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, belakangan menjadi pilihan bagi masyarakat Indonesia di tengah pandemi Covid-19.

Kejenuhan dan ketakutan tertular Covid-19 selama hampir dua tahun bergulir membuat banyak aktivitas dalam kehidupan menjadi terbatas, termasuk rekreasi yang biasanya dilakukan secara berkala untuk menghilangkan stres.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selama dua tahun itu pula para pelaku bisnis wisata memutar otak dengan keras untuk menghadirkan konsep wisata yang aman dan menunjang kesehatan. Kini, seiring dengan menurunnya grafik kasus Covid-19 dan dibarengi pelonggaran aktivitas masyarakat karena penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sektor pariwisata mulai bangkit kembali.

Baca juga: Misteri Lawu, Gunung Tertua & Sakral di Jawa

Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah kunjungan tamu ke Rumah Atsiri Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Customer Relation Supervisor Rumah Atsiri Indonesia, Paramita Sari, mengatakan  grafik pengunjung ke objek wisata kesehatan di lereng Gunung Lawu itu terus meningkat.

“Jumlah tamu di tengah pandemi ini meningkat seiring dengan mungkin kebosanan masyarakat di rumah. Mereka ingin mendapatkan sesuatu yang meningkatkan imun dan kebugaran tubuh,” kata Paramita kepada Solopos.com, Rabu (10/11/2021).

Saat berkunjung ke sana akhir pekan lalu, Solopos.com bertemu dengan rombongan keluarga yang berasal dari Kota Gudeg, Yogyakarta. Dalam rombongan itu, Bu Sri datng Bersama suami dan anak-anaknya.

Baca juga: Indahnya Wisata Alam Jurang Jero Magelang, Dulunya Desa yang Hilang

Mereka sengaja menempuh perjalanan puluhan kilometer untuk berekreasi membuang stres dan penat sekaligus belajar tentang berbagai tanaman penghasil minyak atsiri yang berbau harum dan menenangkan karena fungsinya sebagai aroma terapi.

“Sengaja piknik ke sini. Pengi refreshing sekalian belajar tentang tanaman atsiri yang kaya manfaat,” kata Sri kepada Solopos.com.

Aman

Setelah sempat tutup karena pandemi, kini Rumah Atsiri kembali buka dan menerima kunjungan dari berbagai daerah. Objek wisata ini telah memiliki sertifikat CHSE (cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sertifikat ini diberikan kepada usaha, destinasi, serta produk pariwisata untuk memberikan jaminan kepada wisatawan tentang kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan.

Rumah Atsiri juga menerapkan protokol kesehatan dengan ketat untuk mencegah dan mengurangi risiko penularan Covid-19. Selain mewajibkan pengunjung untuk memakai masker dan mencuci tangan, pengelola juga menerapkan sistem reservasi online bagi tamu yang hendak berkunjung.

Baca juga: Wisata di Rumah Atsiri Tawangmangu: Menyenangkan & Menenangkan

Berdasarkan pengalaman Solopos.com, calon pengunjung diwajibkan melakukan reservasi online dengan membeli voucher senilai minimal Rp50.000 melalui tautan yang bisa diakses di laman Instagram @rumahatsiri. Setiap pengunjung yang bahkan hanya datang sendiri wajib melakukan reservasi karena pengelola menerapkan pembatasan kunjungan setiap hari.

Sistem reservasi ini berguna untuk merekam data kunjungan serta memudahkan contact tracing jika terjadi kasus penularan Covid-19. Reservasi bisa dilakukan kapan saja, namun sebaiknya H-1 sebelum kunjungan karena adanya pembatasan kuota pengunjung.

Rileks

Saat memasuki kawasan wisata tersebut, Anda akan menghirup aroma yang berbeda, segar tentunya. Sejuknya udara di pegunungan berpadu sempurna dengan aroma wangi dari berbagai tanaman atsiri akan membuat tubuh terasa segar dan rileks. Berbeda jauh dengan udara di perkotaan yang dipenuhi asap dan polusi.

Saat tiba di Rumah Atsiri, pengunjung akan disambut oleh petugas di pintu depan untuk melakukan penukaran barcode dengan voucher fisik yang bisa dipakai untuk membayar tur keliling kebun seharga Rp25.000, masuk ke museum Rp38.500, atau sekadar santai dan menikmati sajian kuliner spesial di restoran Rumah Atsiri.

Sesampainya di lobi, petugas akan mengecek suhu tubuh pengunjung dan menyemprotkan hand sanitizer. Selanjutnya pengunjung akan dibagi dalam satu kelompok yang terdiri dari 10 orang dengan satu pemandu untuk melakukan tur keliling kebun.

Baca juga: Yeay, Bakal Ada Wisata Edukasi Geothermal di Kawah Sikidang Dieng

Sebelum tur dimulai, pemandu akan mengingatkan pengunjung untuk selalu menjaga jarak, memakai masker, dan mematuhi instruksi yang diberikan, termasuk tidak boleh memetik tanaman apapun. Selama tur, pemandu akan mengajak pengunjung berkeliling dan menjelaskan berbagai jenis tanaman atsiri yang ditanam di kebun tersebut beserta manfaatnya.

Konsep wisata edukasi seperti ini ternyata sangat diminati pengunjung dari berbagai usia, mulai anak-anak hingga manula. Pemandu juga memberikan penjelasan dengan detail selama tur yang memakan waktu sekitar 30 menit.

“Rasanya menyenangkan sekali tur di Rumah Atsiri ini. Ada banyak informasi yang saya dapatkan, termasuk kegunaan lain bumbu dapur yang selama ini biasanya hanya untuk memasak. Ternyata bisa menghasilkan minyak atsiri yang wangi dan juga manfaatnya luar biasa bagi tubuh,” sambung Bu Sri.

Setelah tur di kebun selesai, pengunjung ditawarkan untuk berkeliling museum Rumah Atsiri Indonesia. Museum tersebut berisi berbagai informasi tentang perjalanan minyak atsiri dari zaman peradaban kuno hingga masuk ke Indonesia. Sesi tur ini juga dipandu oleh seorang guide yang memakan waktu sekitar 30 menit.

Baca juga: Gunung Pontang Blora Jadi Wisata Edukasi Budaya Wong Kalang

Desain arsitektur museum Rumah Atsiri ini sangat keren dan akan membuat pengunjung terus berdecak kagum. Bagi Anda yang belum tahu, objek wisata ini berdiri di bekas bangunan pabrik penyulingan minyak atsiri bernama Citronella. Pabrik ini dibangun pada masa pemerintahan Presiden Sukarno yang kala itu bekerja sama dengan pemerintah Bulgaria.

Tur di museum ini juga dilakukan secara terbatas dan pengunjung akan didampingi pemandu. Pemandu akan menemani pengunjung sembari menceritakan sejarah dan memberikan berbagai informasi tentang tanaman atsiri dan fasilitas yang dimiliki Rumah Atsiri.

Cerita dan ilmu menarik seputar minyak atsiri dan aromatik wellness akan lebih kaya dan lengkap, sehingga pengetahuan yang didapatkan juga menyeluruh. Anda tidak perlu ragu untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang jelas selama tur.

Hal itu dilakukan untuk mencegah kerumunan di dalam museum, apalagi ada beberapa benda yang biasanya dipegang dan dihirup aromanya oleh pengunjung. Jika tidak diantisipasi dengan tepat, kerumunan dikhawatirkan menjadi celah penularan Covid-19.

Baca juga: Batang Jadi Produsen Minyak Atsiri Unggulan di Jateng

Instagramable

Museum Rumah Atsiri Indonesia ini dibuat dengan desain instagramable yang sangat cantik dan akan membuat Anda berdecak kagum. Sebelum memasuki museum, Anda akan disuguhi keindahan cocodama yang menggantung di bagian teras. Cocodama merupakan metode menanam tanaman tanpa menggunakan pot. Media tanam yang dipakai adalah tanah yang dibentuk bulat seperti bola dan dilapisi lumut. Seni menanam seperti ini berkembang di Jepang. Selain menjadi hiasan, cocodama tanaman atsiri juga berfungsi sebagai pengharum ruangan.

Saat memasuki museum, Anda akan melihat bola-bola kaca penuh aroma yang menggantung di langit-langit. Selanjutnya ada reruntuhan tungku peninggalan pabrik citronella zaman dulu yang dipakai untuk memproduksi minyak atsiri. Reruntuhan itu sengaja dibiarkan seperti aslinya agar tidak menghilangkan sejarah.

Bagian paling menarik bagi saya saat berkunjung ke sana adalah ruang interaktif, Isha Hening interactive room. Di sana pengunjung bisa belajar mengenali berbagai macam tanaman penghasil minyak atsiri dalam bentuk interactive visual mapping; gerakan yang kita lakukan akan terpantulkan dalam bentuk bayangan. Selain itu, musik yang melengkapi pengalaman ini menawarkan satu paket lengkap yang tentunya sulit untuk dilupakan.

Ada juga Palmarosa sensory room yang diselimuti wangi mawar. Ruangan ini berisi tanaman palmarosa kering yang dilengkapi dengan diffuser untuk mengeluarkan  uap beraroma dari minyak atsiri palmarosa. Ruangan ini akan membuat Anda semakin merasa rileks karena aroma wangi yang semerbak.



Baca juga: Minyak Atsiri Resmi Jadi Obat Pengawet Batuan Candi Borobudur

Bugar

Setelah selesai berkeliling Rumah Atsiri Indonesia di Tawangmangu, ada baiknya Anda mampir ke restoran untuk mengisi perut atau sekadar minum teh spesial racikan tim food and beverage. Restoran ini berada di samping kebun bunga yang instagramable.

Jika sedang berkunjung ke sana, Solopos.com menyarankan Anda untuk mencoba artisan tea serta es krim spesial dari berbagai jenis tanaman atsiri dan yang terdapat di buku menu. Kedua kudapan ini memiliki rasa yang istimewa dan tak akan terlupakan yang tidak akan Anda dapatkan di tempat lainnya.

Setiap makanan yang disajikan merupakan hidangan yang istimewa karena diracik dengan mempertimbangkan kualitas produk, kandungan gizi, dan kalori setiap bahan. Anda akan mencicipi rasa yang berbeda dari setiap masakan, karena diberi tambahan tanaman atsiri.

“Melalui hidangan makanan dan minuman yang ada kami sekaligus ingin memberikan edukasi tentang manfaat atsiri sebagai perisa makanan dan baik untuk kesehatan tubuh. Tidak hanya sekadar tampilan dan rasa makanan minuman yang nikmat dan enak,” kata Paramita.

Baca juga: Piknik Lur! Bus Tingkat Werkudara Kembali Beroperasi Keliling Kota Solo

Selama masa pandemi ini, tim food and beverage Rumah Atsiri menyediakan aneka menu yang dapat meningkatkan imun tubuh untuk mencegah risiko penularan Covid-19. Salah satunya adalah tisane lemongrass ginger yang dibuat dari racikan sereh dapur dengan jahe.

Berwisata ke Rumah Atsiri Indonesia di Tawangmangu merupakan salah satu pilihan yang tepat di tengah pandemi Covid-19. Bukan hanya menghilangkan stres, pengunjung juga akan mendapat berbagai pengalaman serta pengetahuan baru tentang manfaat tanaman atsiri bagi kesehatan dan kebugaran tubuh yang menjadi kunci utama agar tetap produktif di masa pandemi. Selamat berlibur.







Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya