Seniman KETOPRAK BALEKAMBANG Minta Gamelan

Salah satu pertunjukan ketoprak oleh para seniman Balekambang (dok)

Bagi jagat kesenian Kota Bengawan, Ketoprak Balekambang menyimpan sejarahnya tersendiri. Manisnya kejayaan pun pernah dienyam seniman yang bergiat dalam kelompok ini. Namun, kini seniman Ketoprak Balekambang seolah berjuang dari awal. Selain minimnya pengunjung, kurangnya fasilitas pendukung pentas seolah memperburuk nasib para seniman.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

“Setiap kali pentas, kami masih harus nyewa gamelan sendiri. Padahal dana yang masuk dari tiket tak seberapa,” ujar pentolan Ketoprak Balekambang, Ronggo Sukasdi, saat berbincang dengan Solopos.com, belum lama ini.

Ya, selama ini Ketoprak Balekambang memang masih menyewa gamelan. Menurut Ronggo, kondisi tersebut cukup memberatkan pegiat ketoprak. Ia berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mampu merealisasikan pengadaan gamelan di Balekambang. “Jujur, selama ini pengurus ketoprak masih sering merogoh kantong sendiri meski sudah ada bantuan Pemkot. Kalau ini (gamelan) terealisasi, kami senang sekali.”

Selain kepemilikan gamelan, pihaknya menyoroti soundsystem dan akustik panggung yang masih kurang. Hal ini, imbuhnya, sangat terasa kala ada pertunjukan yang digelar berbarengan dengan ketoprak. “Akustik gedung seni Balekambang kalau bisa juga diperbaiki. Paling tidak mendekati Gedung Wayang Orang Sriwedari. Jika ini juga terealisasi, saya yakin pengunjung akan bertambah,” katanya.

Terkait usulannya itu, ia mengaku belum pernah menyampaikan langsung kepada Pemkot. “Memang belum. Selama ini kami masih berupaya menanggulanginya sendiri,” kata Ronggo.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo, Widdi Srihanto, mengaku siap mengakomodasi kepentingan yang berkaitan dengan seni budaya. Ia menyarankan Ketoprak Balekambang untuk mengajukan permohonan secara resmi. “Nanti akan coba akomodasi,” pungkasnya.

(JIBI/SOLOPOS/Chrisna Chanis Cara)