SOLOPOS.COM - Seniman Afghanistan melukis untuk menyuarakan protes terkait korupsi. (JIBI/Reuters/Omar Sobhani).

Seniman di Afghanistan memprotes pelaku korupsi dengan cara menggambar grafiti.

Solopos.com, KABUL – Korumpsi merupakan tindakan kriminal meresahkan yang diperangi di seluruh negara di dunia, termasuk Afghanistan. Masyarakat biasanya mengecam tindakan ini dengan cara berdemonstrasi. Namun, wara Afghanistan memiliki cara lain yang cukup unik untuk mengecam pelaku korupsi.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Aktivis di Afghanistan menentang korupsi dengan cara menggambar mural di benteng yang dibangun untuk menangkal serangan kaum militan. Para aktivis yang tergabung dalam kelompok Art Lords itu menganggap seni adalah salah satu alat untuk melakukan perubahan sosial.

“Kami melukis untuk melawan korupsi, ketidakadilan, dan menyuaran hak kaum wanita. Sebab, seni adalah salah satu alat yang bisa dipakai untuk melakukan perubahan sosial,” kata ketua kelompk Art Lodrds, Omaid Sharifi, seperti dilansir Reuters, Selasa (20/2/2018).

Omaid Sarifi menilai, bentuk protes yang dilakukan kelompoknya jauh lebih santun ketimbang demonstrasi. Sebab, biasanya aksi demontrasi berujung kericuhan yaang membuat sejumlah orang terluka. “Kami mengajak masyarakat bergabung untuk memerangi korupsi dengan cara ini. Melukis adalah salah satu cara mengekspresikan pemikiran,” sambung dia.

Sebagai informasi, benteng yang dijadikan media lukis itu dibangun mengelilingi Kota Kabul. Benteng itu dibangun untuk menahan serangan Taliban dan kelompok militan lainnya yang melawan pemerintah. Pemberontakan ini terjadi hampir 17 tahun setelah perang Afghanistan yang terakhir usai.

Anggota Art Lords memakai dinding tersebut sebagai media lukis untuk menyuarakan protes terkait korupsi. Mereka meenggambar grafiti berisi kecaman terharap para pelaku korupsi. “Saya tidak bisa sekolah karena Anda korupsi. Saya bisa melihat kecurangan Anda dengan sangat jelas,” demikian salah satu grafiti yang tertulis pada dinding tersebut.

Ada pula lukisan seorang anak laki-laki dengan kata-kata manis, “jangan menghancurkan tempat ini. Banyak orang tidak bersalah menjadi korban.” Mural lainnya berisi ajakan mengatasi wabah polio yang menyerang anak-anak.

Omaid Sarifi mengatakan, aksi kelompoknya itu selalu mendapat izin dari pemerintah. Mereka juga mendapat dukungan dari kelompok lain yang juga peduli tentang kehidupan sosial masyarakat. Mereka berharap, cara ini mampu menggetarkan hati para pelaku korupsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya