SOLOPOS.COM - Gibran-Teguh saat debat Pilkada Solo 2020, Jumat (6/11/2020) malam. Solo menjadi daerah dengan partisipasi pemilih terendah di Soloraya pada Pilkada 2020. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa atau Gibran-Teguh mewarisi sedikitnya tujuh pekerjaan rumah atau PR besar seusai dilantik menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo.

Seperti diketahui, FX Hadi Rudyatmo dan Achmad Purnomo akan mengakhiri masa jabatanya sebagai wali kota dan wawali pada Rabu (17/2/2021). Kendati begitu, jadwal pelantikan pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa hingga kini belum ada kejelasan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Seabrek PR besar telah menanti duet kepala daerah dari PDIP tersebut. Solopos.com menghimpun sedikitnya ada tujuh hal prioritas yang harus diselesaikan pasangan Gibran-Teguh setelah pelantikan.

Baca Juga: Talut Longsor, Jalan Penghubung Karangmalang-Kedawung Sragen Terancam Putus

PR pertama Gibran-Teguh begitu menjabat wali kota dan wakil wali kota Solo adalah mendorong percepatan kebangkitan ekonomi masyarakat dari kondisi pandemi Covid-19. Seperti diketahui pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 telah memukul berbagai aspek kehidupan masyarakat, utamanya ekonomi.

Dengan terkendalinya Covid-19, sektor-sektor kehidupan masyarakat akan kembali bangkit. Duet pasangan beda generasi tersebut diharapkan dapat mewujudkan lompatan perubahan menuju situasi dan kondisi yang lebih baik.

Penyelesaian Konflik

Kedua, Gibran-Teguh diharapkan turut andil memediasi penyelesaian konflik internal Keraton Solo yang berlarut-larut. Jangan sampai konflik Keraton tidak kunjung selesai dan mendegradasi citra positif Solo. Apalagi Solo mengukuhkan sebagai Kota Budaya.

Baca Juga: Rudy-Purnomo Purnatugas, PKS Solo Ingatkan 2 Janji Kampanye Yang Belum Tuntas

"Bagaimana Wali Kota Solo menjadi mediator agar konflik cepat selesai,” ujar Kepala Pusat Study Demokrasi dan Ketahanan Nasional LPPM UNS, Sunny Ummul Firdaus, Senin (15/2/2021).

PR ketiga pasangan Gibran-Teguh yakni terkait penyelesaian sengketa tanah Sriwedari Solo. Konflik tanah eks Bonrojo Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat itu telah berlangsung lebih kurang 47 tahun dan tak kunjung berakhir.

Masih kaitannya dengan Sriwedari yakni pembangunan masjid raya yang oleh FX Hadi Rudyatmo diberi nama Masjid Pakubuwono X Sriwedari Solo. Pembangunan masjid yang menelan dana Rp165 miliar itu belum selesai sepenuhnya.

Baca Juga: MAKI Klaim Temukan Aset Terkait Korupsi Asabri Di Boyolali, Nilainya Rp50 Miliar

Keempat, Gibran-Teguh diminta merealisasikan janji kampanye pendahulu mereka, FX Hadi Rudyatmo-Achmad Purnomo, yang akan membangun rumah sakit di tiap kecamatan. Hingga akhir masa jabatan Rudy-Purnomo janji itu belum tercapai.

DPD PKS Solo berharap janji kampanye Rudy-Purnomo yang belum terealisasi bisa dilanjutkan dan menjadi PR bagi oleh Gibran-Teguh. Keberadaan rumah sakit di setiap wilayah kecamatan tersebut untuk memudahkan akses kesehatan.

Masalah Kemacetan

Kelima, Gibran-Teguh perlu meningkatkan pariwisata Kota Bengawan sebagai daerah yang berpijak kepada sektor perdagangan dan jasa. Meningkatnya pariwisata Solo pasti akan memberikan dampak ekonomi yang sangat signifikan.

Baca Juga: Sepekan PPKM Mikro, Rumah Isolasi Terpadu Pasien Covid-19 Sukoharjo Masih Kosong

Apalagi Solo sudah ditunjang aksesibilitas yang sangat memadai, seperti keberadaan Bandara Adi Soemarmo, jalur kereta api, dan jalan tol. Solo harus mampu berdiri sejajar dengan kota-kota besar seperti Jogja.

Keenam, yang tidak kalah penting, Gibran-Teguh harus mampu menuntaskan penataan dan pengembangan infrastruktur jalan untuk mengatasi potensi kemacetan lalu lintas. Program ini sudah mulai dijalankan Rudy-Purnomo.

Baca Juga: Bersama Gibran, Presiden Jokowi Nyekar Ke Makam Orang Tua Di Karanganyar

Seperti pembangunan Flyover Manahan dan Purwosari di perlintasan sebidang kereta api untuk mecegah kemacetan. Masih ada perlintasan sebidang kereta api yang perlu dibenahi dan menjadi seperti simpang Joglo dan viaduk Gilingan.

Terakhir, pengelolaan sampah kota juga tidak bisa diabaikan oleh Gibran-Teguh. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Putri Cempo sudah overload. Proyek pengolahan sampah menjadi listrik harus bisa dioptimalkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya