SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sengketa makam Wukirsari memunculkan dugaan manipulasi tanda tangan dukungan pembangunan makam, namun dibantah oleh pengelola

Harianjogja.com, BANTUL-Protes warga Dusun Mangunan dan Dusun Cempluk Desa Dlingo terhadap rencana pembangunan makam islam di Desa Wukirsari memasuki babak baru.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Setelah menggelar aksi di halaman Balai Desa Mangunan, Senin (15/6/2015) lalu dengan sejumlah tuntutan, kini warga menemukan dugaan baru, yakni manipulasi data tanda tangan untuk keperluan pengajuan izin.

Koordinator Forum Peduli Masyarakat Mangunan (FPMM) Eling Purwanto menceritakan, sekitar 2 bulan lalu, bertempat di Kampung Bendo RT 06 Dusun Cempluk, pihak Yayasan Bunga Selasih selaku pengelola sempat mengadakan sosialisasi.

Ketika itu, diakuinya, sebanyak 20 orang warga yang masing-masing terdiri dari 10 orang warga penggarap dan 10 orang tokoh masyarakat Dusun Cempluk hadir dan membubuhkan tanda tangannya.

Tapi, lantaran tidak ada kop surat di lembar tanda tangan itu serta jawaban panitia atas pertanyaan warga, pihaknya menilai tanda tangan itu hanya sebatas bukti hadir saja. Itulah sebabnya, pihaknya lantas mempertanyakan keabsahan tanda tangan itu jika dimaksudkan sebagai bukti dukungan. “Tanda tangan warga itu kan sebatas tanda hadir, bukan bukti dukungan,” tegasnya saat dihubungi, Rabu (17/6/2015) siang.

Tak hanya itu, ia juga menganggap pernyataan pihak pengelola yang menyebutkan ada 50 orang lebih yang hadir dalam sosialisasi itu mengada-ada.

“Padahal kenyataannya memang cuma 20 orang,” tegas pria yang akrab disapa Ipung itu.

Selain itu, pihaknya juga menegaskan, 24 orang warga Dusun Cempluk yang tercatat sebagai pihak pendukung proyek tersebut tidak sepenuhnya mewakili aspirasi warga Dusun Cempluk. Pasalnya, dari hasil komunikasinya dengan tokoh masyarakat Cempluk, Selasa (16/6/2015) malam, ia
mendapatkan gambaran jelas bahwa lokasi Dusun Cempluk memang terpecah menjadi dua, yakni sebelah utara jalan yang berbatasan langsung dengan lokasi calon makam, dan warga sisi selatan jalan.

Dikatakannya, 24 warga yang mendukung rencana pembangungan makam itu merupakan warga yang berlokasi di sisi selatan jalan. Dengan begitu, ia menilai mereka tak cukup membawa aspirasi masyarakat Dusun Cempluk secara keseluruhan. “Apalagi kan yang terdampak langsung itu adalah
warga yang ada di sisi utara jalan. Ada sekitar 60 lebih KK [Kepala Keluarga],” ungkapnya.

Itulah sebabnya, ia pun menegaskan, dalam aksi yang digelarnya beberapa hari lalu, warga Dusun Cempluk, terutama yang berada di sisi utara jalan lah yang turut ikut. Adapun beberapa tokoh masyarakat, termasuk Dukuh Cempluk yang tak ikut dalam rombongan aksi, ditudingnya
merupakan rombongan warga yang mendukung rencana pembangunan makam itu.

Ketua Umum Yayasan Bunga Selasih Mukti Abu Yasin menegaskan tak ada manipulasi apapun terkait penjaringan dukungan tersebut. Bahkan ia justru menegaskan tuduhan warga itu tidak beralasan.

Ditegaskannya, tanda tangan warga itu diperolehnya setelah melakukan sosialisasi. Itulah yang membuatnya yakin bahwa tak ada manipulasi apapun terkait dukungan tersebut.

“Jadi setelah sosialiasi, baru kita edarkan form tanda tangan itu. Jumlah yang hadir juga lebih kalau 20 orang saja. Silakan tanya saja ke Pak Dukuh [Cempluk],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya