SOLOPOS.COM - Gabungan warga Dusun Cempluk-Mangunan saat menggelar aksi demonstrasi di Balaidesa Mangunan, Senin (15/6/2015) siang. (JIBI/Harian Jogja/Arief Junianto)

Sengketa tahan Wukirsari, menurut Eling, warga juga khawatir proses pembusukan jenazah di dalam tanah akan berdampak pada kualitas air sumur warga sekitar

Harianjogja.com, BANTUL—Rencana pembangunan makam di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri
ditentang warga.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Koordinator Forum Peduli Masyarakat Mangunan (FPMM), Eling Purwanto menegaskan, tuntutan warga terhadap proyek pembangunan makam itu sebenarnya tidak hanya terkait masalah akses jalan saja. Kepada wartawan, pria yang saat ini menjabat sebagai Kepala UPT Pengelolaan Pendidikan Dasar (PPD) Kecamatan Dlingo itu menegaskan, tuntutan warga juga menyentuh aspek dampak lingkungan terhadap pembangunan makam itu.

Menurut Eling, warga juga khawatir proses pembusukan jenazah di dalam tanah akan berdampak pada kualitas air sumur warga sekitar. Pasalnya, lokasi lahan seluas 1,6 hektare yang akan dimanfaatkan sebagai makam itu lokasinya hanya berjarak kurang dari 500 meter dari permukiman warga.

“Ketika kami browsing dari internet, jarak makam dengan permukiman minimal 500 meter. Lha ini jaraknya kurang dari 500 meter,” ujarnya, Senin.

Selain itu, warga juga khawatir lokasi makam akan menggangu proses pendidikan, karena akses jalan yang digunakan menuju makam melewati SDN Mangunan.

“Kami bersama wali siswa SDN Mangunan, lembaga KKL-PMD Mangunan serta gabungan warga Dusun Cempluk dan Mangunan sepakat menolak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya