SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GUNUNGKIDUL—Wagiran, 42, warga Dusun Magirejo, Desa Ngalang, Gedangsari tewas di lokasi transmigrasinya di Desa Muara Santan, Napal Putih, Bengkulu utara setelah dibacok enam orang tak dikenal. Korban yang sempat dirawat di RSUD M Yunus Bengkulu sejak dua pekan terakhir menghenbuskan nafas terakhir pada Senin (26/12).

Jenazah korban dibawa melalui jalur udara menggunakan Cargo Sriwijaya air nomor 2779-594 dan tiba di rumah duka Desa Ngalang Gedangsari Selasa (27/12) pukul 16.00 WIB dan disambut dengan isak tangis keluarga. Jenazah langsung dikebumikan di pemakaman Dusun Magirejo yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah duka.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Samijo, 50, salah satu tokoh masyarakat Desa Ngalang menceritakan, Wagiran berangkat bersama enam rekannya untuk bertransmigrasi ke Bengkulu pada 2008 lalu bersama istri korban Lin Maryati, 40. Ia baru membawa anaknya ke tempat transmigrasi setelah terlihat mengalami perkembangan pesat dari hasil panen sawit pada 2009. Rumahnya di Dusun Magirejo, Ngalang Gedangsari dijaga oleh adiknya, Saijem, 38 sejak beberapa tahun terakhir.

“Anaknya itu ada dua, yang satu masih kelas 2 SMP, dan satunya lagi sudah berkeluarga,” terang Samijo kepada Harian Jogja.

Kepala Dinsosnakertrans Bengkulu Utara, Cholimun yang turut hadir di rumah duka korban menceritakan Wagiran yang di lokasi transmigrasi menjabat sebagai ketua RT Desa Muara Santan dibacok oleh enam orang tak dikenal pada Jumat (9/12) lalu. Menurutnya, kejadian tersebut berawal ketika Wagiran berusaha memperluas wilayah garapan sawitnya dengan membeli jatah lahan transmigrasi milik orang lain.

Namun, lahan seluas satu hektare yang sudah dibeli Wagiran ternyata berbau sengketa. Enam orang tak dikenal mendatangi ke rumahnya dan membacok secara membabi buta setelah sempat terjadi adu mulut. Pihak Polres Bengkulu Utara, kata Cholimun baru bisa menangkap seorang dari enam pelaku pembacokan.

“Sebenarnya membeli lahan jatah transmigrasi itu tidak diperkenan secara aturan,” terang Cholimun. Pihaknya juga meminta maaf atas insiden tersebut dan berharap agar masyarakat transmigran lainnya tidak trauma mengikuti program transmigrasi di Bengkulu Utara.

Menanggapi terbunuhnya warga Gunungkidul di lokasi transmigrasi, Anggota DPRD Gunungkidul Agung Margandi yang juga tetangga korban mendesak kepada Pemkab Gunungkidul untuk membentuk tim guna menyelidiki kebenarannya. Selain itu Pemkab harus bertanggung jawab terhadap korban dengan memberikan perlindungan kepada keluarga di lokasi transmigrasi.(Harian Jogja/Sunartono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya