SOLOPOS.COM - Petugas Lanal Semarang mengeluarkan meja dan kursi di Restoran Basilia, Kota Semarang, Selasa (27/9/2022). (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, SEMARANG — Sengketa lahan antara Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Semarang dengan Restoran Basilia di Jalan Menteri Supeno, Kota Semarang, memanas. Aparat Lanal Semarang mengambil alih restoran tersebut karena pemilik dianggap tidak memperpanjang sewa lahan dan memperbarui kontrak kerja sama.

Pengambilalihan restoran itu ditandai dengan dikeluarkan seluruh perkakas di restoran tersebut, seperti meja dan kursi, oleh aparat Lanal Semarang, Selasa (27/9/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kuasa Hukum Lanal Semarang, Kolonel Pur. Maryono, mengatakan perjanjian sewa lahan dan bangunan Restoran Basilia itu sudah berakhir dan tidak ada pembicaraan kontrak. Sengketa atas hak bangunan restoran itu sebenarnya sudah berlangsung sejak tiga bulan lalu.

“Perjanjian tertulis atas penyewaan aset negara ini berakhir pada 23 September. Pemberitahuan untuk pembaruan sewa seharusnya tiga bulan sebelum perjanjian berakhir, namun sejauh ini tidak ada” kata Maryono di lokasi.

Menurut Maryono, uang sewa di lahan tersebut adalah sebesar Rp8 juta perbulan. Kendati demikian, Maryono mengklaim Lanal Semarang tidak mendapat sepeser pun uang dari sewa lahan itu karena masuk ke dalam kas negara.

Baca juga: Kafe Black Arion Ditutup, Manajemen Merasa Dirugikan Kades Gedongan Colomadu

Selain itu ada permasalahan lain yang membuat Lanal Semarang kecewa. Masalah itu terkait unggahan terkait permasalahan sengketa lahan tersebut di media sosial (medsos) Instagram yang membuat pihak Lanal Semarang tersinggung.

Dalam unggahan itu disebutkan pihak Lanal Semarang meminta biaya sewa lahan kepada Indriati selaku pemilik Restoran Basilia. “Dalam unggahan ada pencemaran nama baik Danlanal,” sambung Maryono.

Ditemui terpisah, pemilik Restoran Basilia, Indriati, mengaku siap meminta maaf terkait unggahan di medsos yang menyinggung Lanal Semarang itu.

Baca juga: Kemeriahan Anniversary ke-9 Honda PCX Community Indonesia Chapter Semarang

“Yang mengunggah adalah akun konsultasi yang saya kirimi DM. Saya sendiri tidak meminta diunggah, saya hanya membutuhkan jawaban. Saya sebenarnya sudah bersedia membuat video permintaan maaf dan memasang iklan di koran, namun ternyata masih ada tindakan pengambilalihan ini,” terang Indriati.

Perempuan kelahiran Kudus ini mengatakan belum tahu hendak mengambil langkah apa terkait nasib perkakas restoran yang dikeluarkan secara paksa Lanal Semarang. Ia juga menyayangkan sikap Lanal Semarang yang terburu-buru melakukan pengambilalihan lahan serta penolakan Danlanal Semarang untuk melalukan mediasi secara tatap muka.

“Kalau ada waktu cukup mungkin kami bisa mengalihkan lokasi usaha, ini cuma hitungan hari. Saya memikirkan belasan karyawan saya, mereka kini tidak ada pekerjaan padahal sebagian sudah bekerja untuk saya selama 17 tahun,” keluhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya