SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, MADIUN – Rasa sesal tak bisa disembunyikan Kiper Persis Solo, Muh. Sendri Johansah, usai timnya menelan kekalahan perdana di kandang saat menjamu Persiba Balikpapan di Stadion Wilis, Kota Madiun, Selasa (27/8/2019).

Sendri mengaku kecewa, namun hasil sudah tak bisa diubah. Apalagi, para penggawa Laskar Sambernyawa telah berusaha sekuat tenaga mempersembahkan kemenangan untuk mengoleksi tiga poin tambahan di laga tersebut. Namun, bukannya revans atas kekalahan pada pertemuan perdana dua bulan lalu, Persis justru kembali menelan pil pahit kala bersua dengan tim Pulau Borneo tersebut.

Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

Sendri lantas menumpahkan sedikit curahan hatinya melalui postingan Instagram @sendrijohansah. Ia mengutarakan berjuang dan berusaha semaksimal mungkin adalah tuntutan dan kewajibannya sebagai pemain. Namun, ia sangat mengharapkan suara, nyanyian, dan teriakan di belakang mereka saat mereka berjuang.

Unggahan itu memang ia sampaikan kepada para suporter Persis. Boikot laga kandang dari dua kelompok suporter terbesar Persis, Pasoepati dan Surakartans, membuat motivasi pemain meredup. Sendri ingin para suporter memberikan dukungan langsung sehingga Persis terus berada di tren positif setelah sukses memuncaki klasemen paruh kompetisi.

“Hati kecil kami bertanya, mengapa tak ada suporter saat kami bermain di kandang,” ungkap Sendri saat dihubungi Solopos.com, Rabu (28/8/2019).

Menurutnya, kedatangan suporter di tribune sangat penting untuk mengangkat motivasi para pemain, termasuk dirinya. Ia ingin menyanyikan lagu kebesaran Satu Jiwa, bersama para suporter.

“Bagi saya, saat saya memperkuat sebuah tim, keluarga bukan hanya pemain, pelatih, dan ofisial, tetapi juga para suporter. Suporter adalah keluarga kami juga,” ungkapnya.

Ia berharap pada laga kandang selanjutnya, para suporter bisa memenuhi tribun seperti saat Persis menjamu PSIM Jogja beberapa waktu lalu. Ia menilai teriakan, nyanyian, dan segala yang dilakukan suporter pada saat itu memompa semangat pemain sehingga Persis mampu menang dan meraih tiga poin.

“Waktu kalah tipis dari Persiba, saya mengakui motivasi pemain turun. Memang permainan kami tak jelek-jelek amat. Tapi, rasanya ada yang hilang. Saya kira setelah laga melawan PSIM boikot dicabut,” kata dia.

Lebih lanjut, ia meminta kerja sama para suporter. Menurutnya, tim yang kuat bukan hanya karena kemampuan dari pemain di tim tersebut. Tim yang kuat, kata dia, adalah tim yang didukung suporter fanatik yang mau merangkul seluruh pemain. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya