SOLOPOS.COM - Seorang guru mengajar mata pelajaran tertentu kepada peserta didik di sebuah ruang kelas SDN 1 Puro, Karangmalang, Sragen, belum lama ini. (Tri Rahayu/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Semua sekolah tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sragen telah menjalankan pembelajaran tatap muka atau PTM dengan mengadopsi pembelajaran campuran.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Suwardi, menjelaskan Sragen telah 100 persen menjalankan PTM dari PAUD sampai SMP. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Sragen melakukan uji cepat antigen secara acak untuk mitigasi penularan Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami sudah ada sekitar 500-600 murid dan guru menjalani random swab [uji cepat acak] pekan ini. Hasilnya negatif. Kami akan melakukan uji cepat rutin harapannya jika ada yang kena segera cepat teratasi dan pembelajaran tatap muka berjalan terus,” kata dia, Rabu (29/9/2021).

Baca juga: 9 Bulan Terjadi 80 Kebakaran di Sragen, Ini Biang Keroknya

Ekspedisi Mudik 2024

Suwardi mengatakan ada sekitar 900 TK-PAUD, 535 SD, dan 91 SMP di Sragen. Menurut dia, dinas-dinas terkait melakukan monitoring dan evaluasi hingga ke tingkat kecamatan supaya PTM berjalan aman.

Capai Menatap Gawai

Guru Bahasa Jawa SMPN 1 Sragen, Yuli Widiyati, mengatakan anak-anak terkesan kurang perhatian saat menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena sejumlah anak tidak perlu mandi, tidak melakukan perjalanan ke sekolah, tidak sarapan, dan anak terlalu capai menatap gawai.

“Saya biasanya menyampaikan materi dengan bercerita dan membagikan konten video. Ketua MGMP [Musyawarah Guru Mata Pelajaran] Bahasa Jawa masih muda mendukung kami dengan bahan video untuk materi kelas,” paparnya.

Baca juga: Pemkab Sragen Tak Asal Tutup Sekolah Jika Ada Kasus Positif Covid-19

Salah satu murid kelas IX SMPN 5 Sragen, Asyaara Thiara Ratnawati, mengatakan harus belajar kebiasaan baru untuk PTM yang dimulai sejak awal bulan ini. Tetapi pengalaman PTM lebih disukai dibandingkan PJJ.

“Kendalanya PJJ cukup memahami sendiri, [mata pelajaran yang membutuhkan upaya lebih] pelajaran matematika. Solusinya belajar tanya jawab dengan guru. Saya lebih nyaman dengan PTM,” paparnya.

Sebelumnya, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menjelaskan kualitas kegiatan belajar mengajar menurun dengan sistem PJJ. Kondisi itu berbeda dengan anak-anak sekolah yang berada di perkotaan yang memadai untuk kegiatan belajar mengajar dengan PJJ.

Baca juga: Karyawan BUMD Sragen Diwajibkan Cari 5 Sasaran Vaksinasi Covid-19

Bupati Sragen menjelaskan Pemkab membantu sekolah yang belum siap untuk melakukan tatap muka, antara lain terkait sarana dan prasarana untuk PTM. Disdikbud Sragen mengecek secara acak sekolah-sekolah setiap hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya