SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Bambang Suronggono. (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, SEMARANG – Membaiknya situasi di Kota Semarang pascawabah Covid-19 berimbas pada naiknya jumlah sampah yang diproduksi. Demikian disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Bambang Suronggono, kepada wartawan di Kota Semarang, Selasa (20/9/2022).

Bambang menyebut sebelum pandemi Covid-19, sampah yang diproduksi masyarakat Kota Semarang mencapai 1.437 ton dalam sehari. “Kemudian saat pandemi berlangsung, terjadi penurunan volume sampah yang dibawa ke tempat pembuangan akhir [TPA], yakni sekitar 900-an ton saja,” kata Bambang pada Selasa (20/9/2022).

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Kini, menurut catatan DLH jumlah sampah yang diproduksi masyarakat Kota Semarang perlahan-lahan mengalami kenaikan. Dalam sehari, rata-rata sampah yang dikumpulkan untuk dibuang ke TPA sekitar 1.110 ton hingga 1.150 ton.

Untuk mengakali hal tersebut, DLH mencanangkan beberapa program, antara lain memperbanyak bank sampah. “Pengurangan sampah efektif itu yang berbasis masyarakat. Jadi lewat partisipasi warga Kota Semarang, kami safari ke kelurahan-kelurahan untuk mengedukasi, salah satunya adalah tentang perlunya bank sampah,” tambahnya.

Kota Semarang disebut Bambang sudah memiliki 229 bank sampah. Lewat media bank sampah ini, masyarakat diminta memilah dan memilih sampah sehingga persentase sampah yang masuk ke tempat penampungan sementara (TPS) dan TPA berkurang.

Baca juga: Super Kreatif! Limbah Jerami di Karanganom Klaten Ini Disulap Jadi Kertas

“Sampah yang tidak harus sampai ke TPA itu yang anorganik, jumlahnya sekitar 17 persen dari total sampah. Untuk sampah anorganik seperti botol plastik yang punya nilai tinggi, kami programkan untuk dikumpulkan dan ditimbang sebelum dibeli pengepul,” terang Bambang.

DLH Kota Semarang menargetkan akhir tahun ini 1.000 bank sampah sudah dioperasikan. Semakin banyak bank sampah, kata Bambang, akan mempercepat proses pilah dan pilih sampah oleh masyarakat.

“Saat ini kami ada 40 TPS di empat unit pelayanan terpadu [UPT] dan 10 di antaranya kami fungsikan juga sebagai tempat transaksi bank sampah,” jelasnya.

Baca juga: Alami Pendangkalan, Segini Kedalaman Rawa Pening di Kabupaten Semarang

“Ke-40 TPS ini berguna untuk mengurangi penumpukan sampah daur ulang di rumah-rumah karena selama ini warga menunggu lama sampai truk pengangkut datang mengambil,” beber Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya