SOLOPOS.COM - Ilustrasi tumpukan sampah. (Freepik)

Solopos.com, SLEMAN-Setelah sempat tertahan dua hari, secara bertahap sampah-sampah dari 13 depo sampah di wilayah Sleman mulai diangkut ke TPA Piyungan. Penumpukan sampah di depo-depo sampah tersebut sempat terjadi selama dua hari sejak TPA Piyungan ditutup total pada Jumat (21/1/2022).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, Ephiphana Kristiyani, mengatakan saat TPA Piyungan ditutup sampah menumpuk di transfer depo sampah di wilayah Sleman. Truk-truk sampah yang telanjur ke lokasi tertahan dan memilih putar balik. “Saat ini informasinya sampah yang sempat hold di depo mulai dikirim ke TPA Piyungan,” katanya, Minggu (23/1/2022).

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Baca Juga: Ini Strategi Pemkab Ponorogo Atasi Masalah Sampah

Diakuinya, persoalan sampah hingga berujung pada penutupan TPA Piyungan oleh warga merupakan masalah yang muncul sejak lama. Pemkab, katanya, terus berupaya menangani persoalan sampah dengan mengoptimalkan pengelolaan bank-bank sampah di masyarakat. Begitu juga di depo-depo sampah. Tujuannya agar sampah yang dibuang benar-benar berwujud residu.

“Namun persoalan sampah ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Semua pihak, terutama masyarakat harus memiliki kesadaran untuk mengelola sampahnya. Jangan selalu membuat sampah, apalagi yang sukar terdegradasi,” kata Ephip.

Misalnya, lanjut dia, dengan mengurangi penggunaan sampah berbahan plastik. Masyarakat juga diminta untuk terus mengelola dan memilah sampah organik dan nonorganiknya. Bila pengelolaan sampah sudah dimulai dari masing-masing rumah tangga, maka hal itu bisa mengurangi persoalan sampah. “Pemkab sebenarnya sudah menyiapkan untuk membangun TPST namun sampai saat ini masih mencari lahannya,” kata dia.

Baca Juga:  Ini Strategi Pemkab Ponorogo Atasi Masalah Sampah

Terpisah, Kepala UPTD Pelayanan Persampahan DLH Sleman Rita Probowati mengatakan saat ini sekitar 85% sampah yang sempat tertahan di transfer depo mulai masuk ke TPA Piyungan. Sejak Jumat hingga Sabtu kemarin, katanya, sampah sempat tertahan masuk ke TPA lantaran tingginya antrian truk yang akan masuk ke lokasi.

“Mulai Minggu (23/1), tumpukan sampah dari transfer depo. Untuk Depo Tridadi misalnya, hingga siang ini truk sampah sudah membuang sampah yang sempat tertahan hingga tiga rit. Ya kurang lebih sudah 85 persen yang dikirim ke TPA Piyungan,” terang Rita.

Dijelaskan Rita, volume sampah dari Sleman yang masuk ke TPA Piyungan hanya 262 ton setiap hari. Sampah-sampah tersebut berasal dari 13 depo di Sleman, destinasi wisata dan dari sampah swasta. Dari 262 ton itu, lanjutnya sekitar 100 ton sampah berasal dari kalangan swasta. “Sebenarnya kami terus berupaya untuk mengurangi volume sampah dan terus mendorong pembuangan sampah hanya berbentuk ke residu,” katanya.

Baca Juga: 1.800 Liter Minyak Goreng Murah Didistribusikan di Bantul

Salah satunya, lanjut Rita, dengan memberikan diskon retribusi sampah kepada unit-unit TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle). Pemberian diskon retribusi tersebut diberikan sesuai dengan target di masing-masing TPS3R untuk mengurangi residu sampah yang dikirim ke TPA Piyungan.

“Ada TPS3R yang menerima diskon 20 persen, 35 persen bahkan 50 persen. Namun kami akan terus mengevaluasi pemberian diskon ini agar proses pemilahan sampah di masing-masing TP3SR tersebut agar lebih optimal,” katanya.

UPTD, lanjut Rita hingga kini masih disibukkan menghadapi banyaknya sampah liar di wilayah Sleman. Keberadaan titik sampah liar tersebut, katanya, menambah beban kerja para petugas sampah. Oleh karenanya, peran masyarakat untuk terus mengurangi sampah perlu dilakukan.

Sebenarnya tindakan tegas sudah dilakukan. Mereka yang tertangkap tangan membuang sampah diproses hukum, namun rupanya hal itu belum membuat jera sehingga muncul titik sampah liar lainnya. “Kami tidak bisa mengawasi selama 24 jam penuh sehingga butuh peran serta dari masyarakat untuk mencegah keberadaan sampah liar di lingkungannya,” ujar Rita. (Abdul Hamid Razak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya