SOLOPOS.COM - Berkat dukungan BRI, usaha Dawet Kemayu memiliki lebih dari 200 Outlet di lebih dari 30 kota di Pulau Jawa. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – Siapa sangka nostalgia minuman masa kecil dapat merubah jalan hidup seseorang. Retno Intansari tidak pernah membayangkan kesuksesannya dalam mengembangkan bisnis bermula dari minum segelas dawet yang biasa dia nikmati semasa kecil.

Intan dan suaminya Muhammad Nadzir Alimudin merupakan nasabah BRI KCP Godean, Kantor Cabang BRI Yogyakarta Cik Ditiro.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Melalui usahanya“DawetKemayu” mereka telah memiliki lebih dari 200 outlet di lebih dari 30 kota di Pulau Jawa dengan omzet menembus Rp 1 miliar per bulan selama masa pandemi Covid-19. Tidak mudah memang, perjalanan jatuh bangun telah Intan dan suami jalani selama mengembangkan usahanya.

Usaha kuliner sebelumnya yaitu ayam geprek yang menjadi tren pada masanya. Intan memanfaatkan pinjaman dari BRI untuk mengembangkan usaha ayam geprek hingga berjalan lebih dari 7 tahun hingga berkembang dengan 8 cabang dan 24 outlet waralaba.

Namun dunia berkata lain, euforia ayam geprek mulai turun hingga akhirnya pada tahun 2019 Intan dan suaminya terpaksa menutup beberapa cabang outlet miliknya karena pendapatanya tidak mampu lagi menanggung biaya operasional sewa dan gaji karyawan. Namun dia juga tidak pernah tega jika harus merumahkan karyawannya saat itu.

Baca Juga: Tahan Banting dari Tekanan Ekonomi Global, Kredit Mikro BRI Tumbuh 15%

Di tengah keterpurukan usahanya, Intan seperti menemukan sebuah jalan hidup lain saat menemukan inspirasidari minuman segelas dawet ireng khas Purworejo. Ide muncul untuk membuat dawet menjadi lebih modern dan bersaing dengan minuman kekinian lain yang sedang terkenal seperti Boba dan Thai Tea.

Setelah konsultasi dengan BRI, Intan berpendapat diperlukan sebuah inovasi dan kreativitas untuk membawa Dawet naik kelas. Tak main-main, Intan serius dan memberanikan diri membuka outlet dengan merk Dawet Kemayu pertamanya di Yogyakarta pada awal Maret 2020.

Sebuah langkah inovasi Intan dilakukan, dawet yang biasa berbahan baku santan, diganti dengan menggunakan Fiber Creme. Krim nabati yang jauh lebih sehat jika dibandingkan santan yang mengandung banyak lemak dan karbohidrat.

Namun dari segi rasa, fiber creme tidak kalah gurih dan nikmat dibanding santan. Cendol dari Dawet Kemayu pun beda dibandingkan cendol biasanya, cendol sangat kenyal, nikmat seperti boba hingga penikmat Dawet Kemayu bisa merasakan sensasi boba dalam dawet. Gula yang digunakan pun unik, kombinasi gula jawa dan gula aren menambah manisnya Dawet Kemayu pas bagi penikmat.

Baca Juga: Tangguh! UMKM Terus Ekspansi di Tengah Tren Inflasi Naik

Packaging Tak Biasa

Packaging Dawet Kemayu juga terbilang tidak biasa. Selain dalam bentuk Plastic cup, Bottle pack dan Thinwall pack, tersedia pula kemasan Hampers yang cukup untuk keluarga yang dapat digunakan untuk oleh-oleh khas dari kota Jogja atau hampers hariraya.

Seperti tak ada habisnya tantangan bagi Intan, kurang dari dua pekan sejak Intan membuka outlet pertamanya, pemerintah mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia dan disusul kebijakan PSBB yang sangat menghancurkan harapan Dawet Kemayu.

Namun mental Intan yang sudah teruji dari kegagalan sebelumnya tak mau menyerah begitu saja. Melalui fasilitas program KMK Tangguh dari BRI, Intan justru membuka 10 outlet miliknya di kota Yogyakarta dikalapan demi, yang kebanyakan di pusat perbelanjaan.

Baca Juga: Riset BRIN: KUR Terbukti Tingkatkan Kesejahteraan, Ini Respons Dirut BRI

Intan semakin serius mengelola brand Dawet Kemayu dengan merekrut profesional untuk mengelola media sosial dan digital marketing. Melalui instagram@dawetkemayu.official yang dikelola dengan sangat profesional, membuka jalan Dawet Kemayu lebih dikenal dan melebarkan sayap keseluruh penjuru pulau Jawa.

Dari hasil diskusi dan konsultasi dengan BRI, Waralaba atau Franchise dipilih Intan untuk mengembangkan usahanya. Berbagai paket kerja sama ditawarkan bagi calon pewaralaba. Mulai dari paket Virtual Kitchen dengan modal Rp3,9 juta sudah dapat menjadi bagian dari Dawet Kemayu.

Pilihan lainnya adalah paket Juragan Rp 7,9 juta, paketBossman Rp11,9 juta dan paket Sultan Rp 14,9 juta. Semuanya sudah termasuk bahan baku, peralatan dan booth yang masing-masing berbeda sesuai paket waralaba.

Selanjutnya pewaralaba diwajibkan untuk menggunakan bahan baku yang disediakan oleh dapur pusat Dawet Kemayu di Yogyakarta.

Bagi semua outlet waralaba Dawet Kemayu juga diberikan hak eksklusif untuk menggunakan media marketing dari @dawetkemayu.official sehingga pemasaran lebihseragam dan masif.

Baca Juga: Dampak Ekonomi BRI Liga 1 2022-2023 Diprediksi Bisa Lebih Rp2,7 Triliun

Sementara itu, Direktur Bisnis SME Amam Sukriyanto menyampaikan, BRI terus berkomitmen untuk mendukung pelaku UMKM dan bertekat untuk terus melakukan pendampingan kepada UMKM dengan tujuan UMKM bisa growth secara sustainable.

Dari UMKM mikro, naik ke kecil, menjadi menengah, hingga menjadi pelaku usaha korporasi. “Untuk mendukung UMKM naik kelas dan sustain, program pemberdayaan harus terus dilakukan secara continue atau berkelanjutan,” ujar Amam dalam rilis yang diterima Solopos.com, Jumat (5/8/2022).

Adapun journey pemberdayaan untuk mendukung bisnis UMKM yaitu, go modern melalui perbaikan kualitas produk, story behind product, packaging,branding, pengelolaan keuangan, manajemen pemasaran, dan pembukuan.



Kemudian dengan go digital, yakni digitalisasi dan automasi bisnis pemasaran, go online yakni perluasan pasar menggunakan e-commerce, serta go global melaluistrategi menjangkau pasar internasional. Dalam hal ini, BRI menyediakan fasilitas business matching dengan international buyer sebagai sarana showcase untuk UMKM mendapatkan akses ke pasar global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya