SOLOPOS.COM - Andika dan istri pemilik usaha Ummika Brownie. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Mengawali usaha pada 2019, Andika pemilik usaha brownies Ummika Brownie memilih produksi donat dengan brand Diva Kitchen.

“Jadi usaha yang pertama saya geluti adalah produksi donat dengan brand Diva Kitchen. Bukan jualan brownies panggang,” tutur Andika ketika berbincang dengan Solopos.com.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seiring berjalannya waktu, Andika dan istri juga membuat brownies. Namun kue yang identik dengan warna cokelat ini bukan produk utama dari Diva Kitchen. Packing atai kemasannya pun masih sederhana.

“Packingnya menggunakann mika dan ditempeli stiker Diva Kitchen. Masih sederhana sekali waktu itu. Rasa browniesnya juga belum seenak sekarang,” ujar Andika.

Ekspedisi Mudik 2024

Barulan pada awal 2020, Andika dan istri mulai mencoba membuat brownies panggang. Brownies fudgy jadi pilihan, di mana lebih banyak cokelatnya daripada tepung sebagai bahan bakunya. Proses pembuatan brownies panggang fudgy ternyata tak langsung oke.

Menteri Teten Dorong UMKM Soloraya Gandeng Anak Muda Kembangkan Platform Digital Lokal

Andika mengaku dia harus melakukan beberapa kali percobaan dengan menggabungkan beberapa resep. Agar menemukan resep yang pas dan enak, Andika pun meminta pendapat salah seorang kawan yang kebetulan seorang chef.

Tentu tidak sekadar bertanya, setiap brownies panggang fudgy yang dibuat, pasti temannya diminta mencicipi. Sekaligus memberikan pendapat soal rasa brownies tersebut. Hingga akhirnya menemukan resep yang pas dan menjadi acuan sampai saat ini.

“Beberapa kali percobaan dengan beberapa resep. Kalau tidak salah tujuh kali baru benar-benar menemukan resep yang pas,” kata Andika.

Pandemi Covid-19

Kemudian pada Februari 2020 produk brownies panggang fudgy buatan Andika dan istri resmi launching dengan brand Ummika Brownie “Ratunya brownies panggang”. Packing produk pun tak lagi dengan mika, namun berganti dengan kardus semi ekslusif.

“Satu bulan pertama setelah launching, alhamdulliah jualan brownies panggang fudgy kami tembus 500 an pack,” lanjutnya.

Namun kegembiraan penjualan di bulan pertama tak bertahan lama. Karena bulan berikutnya, Maret 2020 Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Ummika Brownie, brand yang baru dirilis Andika pun harus tiarap karena tak ada pembeli.

Otomatis produksi brownies panggang fudgy terhenti. Selama 1,5 bulan para pelanggan pun enggan membeli dengan beragam alasan. Kondisi ini membuat Andika sempat putus asa, semangatnya pun mulai turun.

Nasi Oyek, Kuliner Rahasia di Balik Kekuatan Gerilya Jenderal Besar Soedirman

Apalagi pelanggan Ummika Brownie, menurut Andika, kebanyakan adalah pegawai kantoran. Kebijakan work from home (WFH) pun berpengaruh besar pada jualan brownies panggang miliknya.

Bisa Bangkit

Kondisi ini dirasakan berat, namun akhirnya Andika dan istri bisa move on atau bangkit kembali. Tak lagi jualan offline, media sosial pun dimanfaatkan sebagai lapak jualan brownies usahanya. Pertengahan Ramadan Ummika Brownie mengawali open order brownies.

Hasilnya sangat menggemberikan, karena dua pekan menjelang Idulfitri dan pas momentum Lebaran, Ummika Brownie berhasil menjual sekitar 300 pack. Lantas apa yang mendorong Andika untuk segera bangkit.

“Jawabannya anak-anak. Kalau hanya diam dalam keputusasaan, bagaimana nasib anak-anak. Saya punya tiga anak. Pertama SD kelas III, kedua TK besar, dan anak ketiga berusia dua tahun. Akhirnya kami bangkit dan bagaimana bisa berjualan lagi,” tutur andika.

Menurut Andika, brownies panggang fudgy produk Ummika Brownie menggunakan bahan-bahan berkualitas premium (premium ingridients). Sehingga ketika memakan brownies milik Ummika Brownie tidak merasa enek atau serak.

“Iya tidak enek dan tidak serak kendati makan sebanyak apapun. Jadi sekali coba mau lagi, lagi, dan lagi,” ujar Andika berpromosi.

Begini Resep Cara Membuat Sosis Solo Ala Sisca Soewitomo

Usaha Ummika Brownie kini telah berkembang dengan pesat. Jualan satu pack brownies panggang fudgy seharga Rp40.000 pun laris. Kendati awal penjualan hanya ke kalangan yang dikenal, teman, kerabat, dan komunitas.

Dari mereka yang merasakan nikmat dan puas dengan brownies Ummika Brownie kemudian merekomendasikan ke teman. Mereka pun kembali memesan dan memesan lagi.

Brownies panggang fudgy. (Istimewa)

Kini di era digital dan berkembangnya media sosial serta e-commerce, Andika pun memanfaatkannya untuk lapak jualan brownies produknya. Instagram, Facebook, marketplace termasuk SOKU, dan Gofood menjadi media jualan yang menggembirakan.



Apalagi setelah menjadi peserta Expo UMKM Virtual yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo dengan Solopos. Ilmu berjualan online dan menata usaha dan pola pemasaran semakin bertambah.

Karena itu Andika mengatakan menjalani bisnisnya itu kendati sempat down, namun insyaa Allah banyak sukanya. Kenapa? Karena bisa menyajikan camilan sehat untuk semua. Saat ini ada cita-cita yang ingin diraih Andika dan istri, yaitu usahanya bisa menjadi saran rezeki orang lain.

“Ingin menjadikan Ummika Brownie sejajar dengan toko roti besar yang berjualan produk yang sama [brownies] di Kota Solo. Sehingga bisa menjadi sarana rezeki orang lain yang nantinya bekerja di Ummika Brownie. Mohon doanya,” ujar Andika menutup obrolan dengan Solopos.com.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya