SOLOPOS.COM - Seorang imam mengangkat kedua tangannya seraya membaca takbir saat menjalankan ibadah Salat Iduladha yang diadakan Ranting Muhammadiyah Keprabon di Pamedan Pura Mangkunegaran, Keprabon, Solo, Sabtu (4/10/2014). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) akhirnya mendapatkan izin menggelar Salat Idulfitri di Pura Mangkunegaran, Solo, Jumat (21/4/2023). Muhammadiyah sebelumnya tak mendapatkan izin.

“PDM mengajukan izin dengan mediasi ternyata diizinkan tanggal 21 kita bisa menggunakan lapangan Pamedan Pura Mangkunegaran,” kata pengurus ranting Muhammadiyah Keprabon Wiwit Hidayat dihubungi Solopos.com, Selasa (18/4/2023).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menurut dia, biasanya ranting Muhammadiyah Keprabon melakukan salat Idulfitri di Pamedan Pura Mangkunegaran. Sebelumnya, pengurus ranting Muhammadiyah Keprabon bingung mendapatkan surat dari Pura Mangkunegaran tidak mendapatkan izin karena Pamedan Pura Mangkunegaran untuk kegiatan lainnya.

“Kami sampaikan ke PDM lalu PDM melakukan silaturahmi ke Pura Mangkunegaran pagi ini,” jelas dia.

Wiwit mengatakan biasanya ada ribuan jamaah mengikuti salat Idulfitri di Pura Mangkunegaran. Mereka adalah warga Keprabon, Timuran, Kemlayan, Setabelan, Kecamatan Banjarsari.

“Dari pengalaman Idulfitri yang berbeda, warga dari luar banyak yang masuk untuk mencari Salat Idulfitri,” papar dia.

Terpisah, Mangkunagoro X belum merespons pesan Whatsapp Solopos.com. Nomor Mangkunagoro juga tidak aktif ketika ditelepon untuk diminta konfirmasi.

Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir percaya pemerintah mengayomi dan memberikan ruang untuk Salat Idulfitri meskipun ada potensi perbedaan waktu Lebaran 2023.

“Tadi saya sampaikan, Pak Ganjar [Gubernur Jateng Ganjar Pranowo] juga menyampaikan, biasa ada dinamika tapi saya percaya tahun ini kita semakin dewasa. Jadi Muhammadiyah dan kelompok umat Islam yang lain Idulfitri ada yang 21 April, boleh jadi nanti pemerintah mengumumkan 22 April,” kata dia ditemui wartawan di Gedung Edutorium KH. Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Minggu (16/4/2023).

Menyikapi hal itu, kata Haedar, umat Islam yang berbeda saling toleran atau tasamuh menghargai perbedaan yang indah. Idulfitri dua kali maupun Idulfitri sekali sama-sama indah. “Itu soal  ijtihad. Ijtihad gak bisa dipaksaka,” jelasnya.

Selanjutnya, kata Haedar, Muhammadiyah percaya pemerintah bisa mengayomi dan memberikan ruang untuk Salat Idulfitri kepada semua kelompok meskipun ada potensi perbedaan waktu Lebaran 2023.

“Pemerintah menetapkan  22 April tapi memberikan ruang yang 21 April menggunakan fasilitas pemerintah terutama bagi mereka yang memerlukan. Insya Allah berkah untuk Indonesia dan kalau ada satu dua kejadian tanpa perlu menjadi heboh namun untuk belajar,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya