SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dengan masker kumisnya. (Solopos-Mariyana Ricky P.D.)

Solopos.com, SOLO — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan pelaksanaan Jateng di Rumah Saja mendapat dukungan dari seluruh 35 kota dan kabupaten. Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, yang semula tak setuju dengan gerakan tersebut akhirnya melunak.

Ia menyetujui usulan Gubernur tersebut, namun Surat Edaran (SE) yang dilayangkan ke daerah-daerah wajib detail. Utamanya, poin siapa saja yang wajib di rumah saja dan pengecualiannya.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Pak Gubernur bilang untuk mencoba dulu. Ya sudah. Sebenarnya kalau membuat kebijakan ya, yang enggak enak sekalian. Misalnya lebih dari dua hari begitu. Kalau dua hari mungkin akhir pekan ini, berarti Tim Cipta Kondisi harus ekstra kerja keras. Tapi, jangan dipelintir ini kenapa Tim Cipta Kondisi malah operasi padahal disuruh di rumah saja? Harus detail dan dijelaskan siapa yang wajib (di rumah saja),” kata dia, kepada wartawan, Selasa (2/2/2021) sore.

Baca juga: ABG 12 Tahun di Sukodono Sragen Nikah Dini Ternyata Belum Lulus SMP, Suaminya?

Aturan Harus Jelas

Rudy, sapaan akrabnya, menyampaikan aturan yang tidak detail bakal berdampak blunder di masyarakat. Mereka bisa saja mencibir Tim Cipta Kondisi maupun pejabat daerah yang wajib bertugas pada akhir pekan lantaran tidak di rumah saja.

Di samping itu, kegiatan saat di rumah saja juga harus dijelaskan agar tak sampai muncul klaster keluarga. “Di rumah juga wajib menjaga protokol kesehatan, begitu,” imbuhnya.

Ihwal penutupan pusat perekonomian, seperti mal, pasar tradisional dan sejenisnya juga harus dijelaskan. Karena, apabila masyarakat diminta di rumah saja maka pusat-pusat tersebut tak akan memiliki pengunjung. Begitu pula batasan kapan mulai di rumah saja hingga diizinkan beraktivitas kembali.

“Sosialisasi juga harus baik, hingga ke bawah. Jangan sampai saat harus di rumah saja, kemudian ada yang tertangkap Tim Cipta Kondisi kemudian marah-marah,” ingatnya.

Baca juga: Ngebet, ABG 12 Tahun & Pemuda 17 Tahun di Sukodono Sragen Nikah Dini

Sanksi

Dia mengakui sempat tak setuju usulan tersebut karena aturannya belum detail, termasuk sanksi. Karena itulah, detail dari Gerakan Dua Hari di Rumah Saja harus disusun sebaik mungkin. Selain itu, ia juga mengkhawatirkan matinya pergerakan ekonomi saat akhir pekan, mengingat kepala daerah juga diminta menggerakkan roda ekonomi.

“Biasanya angkringan itu dibayar akhir pekan sama pelanggan, ada juga buruh mingguan yang dibayar akhir pekan. Banyak sekali sektor yang berharap pada akhir pekan. Solusinya bagaimana? Gajinya dimajukan Jumat, katakan. Aturannya disampaikan,” ungkap Rudy.

Ia juga meminta agar detail pelaksanaan gerakan Jateng di Rumah Saja tersebut membahas soal pekerjaan konstruksi mengingat mereka juga memiliki tenggat waktu pengerjaan. Apakah mereka diizinkan tetap bekerja atau mengikuti aturan di rumah saja.

Baca juga: 4 Fakta Pernikahan Artis Soraya Abdullah

Satgas Covid-19 Solo

Sekretaris Daerah (Sekda) yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengaku bakal mengikuti petunjuk dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. Detail terkait program Jateng di Rumah Saja bakal dicermati, mengingat banyak sektor yang bakal terdampak.

“Pelaksanaan seperti apa ‘kan belum jelas juga. Enggak semua di rumah saja begitu, harus ada pengecualian. Harus tahu juga konsekuensi-konsekuensi ikutannya apa saja. Sekda yang menolak ya, ada, tapi mungkin enggak menolak, hanya menyampaikan pendapat,” kata dia, dihubungi terpisah.

Baca juga: Ganjar Bantah Rudy Wali Kota Solo Tolak Gerakan Jateng di Rumah Saja

Pihaknya mengaku bakal menyesuaikan dengan kondisi Solo, namun tidak bertentangan dengan keputusan dari Pemprov. Di antaranya, soal operasional Batik Solo Trans, pasar tradisional, dan lain sebagainya.

“Makanya harus ada kebijakan ikutan, kalau semua di rumah saja, kemudian BST tetap operasi ya, siapa yang naik. Begitu pula pasar tradisional atau pusat ekonomi lain. Kalau disuruh di rumah saja, yang mau ke tempat-tempat itu siapa. Kami masih belum jelas, keputusannya di Gubernur,” beber Ahyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya