SOLOPOS.COM - Bursa Efek Indonesia (JIBI/dok)

Solopos.com, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan atau IHSG sempat melonjak pada sesi I perdagangan saham Senin (15/6/2020), namun berbalik jatuh pada perdagangan sesi II.

Pergerakan IHSG naik turun tak lepas dari efek laporan perdagangan Indonesia yang surplus serta dampak melemahnya bursa Asia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada awal pembukaan pasar IHSG langsung melejit dan menembus level 4.900-an. Kemudian indeks bergerak naik turun dan sempat menyentuh level tertinggi hari ini yakni 4.918,05 serta level terendah 4.880,35.

Pesepeda Kasihan Meninggal di Parit Kulonprogo, Diduga Kelelahan Nanjak

Hingga akhirnya di penutupan perdagangan sesi I, IHSG mengakhiri lajunya di level 4.877,34. Terkoreksi tipis 2,01 poin atau 0,06 persen dibandingkan posisi semula.

Namun, memasuki sesi II perdagangan saham, IHSG jatuh lagi. Pada pukul 14.37 WIB, IHSG parkir di level 4.817,9. Turun 1,27 persen dibandingkan pembukaan perdagangan.

Secara sektoral, seluruh sektor yang tadinya menghijau mulai kendur pada akhir sesi I. Koreksi terdalam dialami oleh sektor finansial yang turun 1,13 persen.

Neraca Perdagangan Mei Surplus Tapi Tidak Menggembirakan, Kenapa?

Diikuti oleh sektor properti yang turun 0,46 persen dan sektor pertambangan yang terkoreksi 0,36 persen.

Saham-saham perbankan besar anjlok. PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) kompak memerah. Pada akhir sesi I, masing-masing terkoreksi 1,98 persen, 1,64 persen, dan 1,15 persen.

Ketiganya juga menempati posisi atas daftar saham yang paling banyak dilego asing, dengan net foreign sell sebesar Rp65,1 miliar (BBRI), Rp28,8 miliar (BMRI), dan Rp20,2 miliar (BBCA).

4 Pasien Covid-19 di RSD Bagas Waras Klaten Sembuh

Asing Borong Saham Telkom Indonesia

Meskipun demikian, daftar net sell teratas masih ditempati PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. yang dilego mencapai Rp126,8 miliar.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pergerakan IHSG yang menghijau di awal perdagangan merupakan apresiasi pasar terkait kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang mulai membuka mal.

Di sisi lain, pelaku pasar juga mengapresiasi kinerja neraca perdagangan Mei yang di luar ekspektasi. Neraca perdagangan mengalami surplus signifikan sebesar US$2,09 miliar sehingga turut memberikan sentimen baik.

Pasien Sembuh Covid-19 di Sukoharjo Capai 50, Hampir Separuh dari Grogol

Meskipun demikian, IHSG jatuh lagi karena mayoritas indeks saham di Asia terkoreksi akibat adanya kekhawatiran gelombang kedua Covid-19.

Ditambah dengan berbagai data makro ekonomi Tiongkok yang di bawah ekspektasi pasar. “Maka IHSG terkena efek domino negatif dari hal tersebut,” kata Nafan kepada Bisnis.com, Senin.

Lainnya Turun Kelas, 163.146 Peserta BPJS Kesehatan Pilih Naik Kelas

Berdasarkan data Bloomberg per pukul 12.30 WIB, bursa-bursa di Asia terpantau memerah. Indeks Nikkei 225 Tokyo terkoreksi 2,42 persen, sedangkan KOSPI turun 1,78 persen.

Begitu pula dengan di China, indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,65 persen dan Shanghai Composite Index melemah 0,50 persen. Indeks Strait Times Singapura bahkan anjlok 2,30 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya