SOLOPOS.COM - Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat jumpa pers dengan wartawan di ruang rapat Bupati Sragen, Kamis (20/2/2020). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Pemudik yang datang ke Sragen siap-siap dikarantina di rumah angker jika melanggar komitmen yang telah dibuat bersama pemerintah setempat. Hal tersebut telah terjadi di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan langkah tersebut diambil untuk mengatasi pemudik yang bandel. Karantina di rumah kosong yang disebut-sebut angker itu merupakan penerapan kearifan lokal memanfaatkan ketakutan banyak orang Jawa terhadap hantu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pasutri Grogol Sukoharjo Pembuat Laporan Palsu Pencurian Rp80 Juta Ternyata Gelapkan Uang Warga

Mbak Yuni, sapaan akrabnya menjelaskan ide tersebut muncul ketika ada laporan dari Pemerintah Desa Sepat soal adanya pemudik yang melanggar aturan. Pemudik itu nekat berpergian ke luar rumah padahal masa karantina mandiri selama 14 hari belum rampung.

"Waktu saya cek di salah satu posko, petugas posko bertanya ke saya. Ibu kalau ada pemudik kami tidak komitmen bagaimana? Keputusan apapun kalau ada bisa kami lakukan?  Kemudain saya bilang kalau dia enggak komitmen lagi ada rumah kosong enggak ini di sini. Ide itu muncul, kita lihat bersihkan. Kalau ada pemudik nakal lagi masukkan situ," jelas Mbak Yuni di acara Mata Najwa yang tayang di Trans7, Rabu (29/4/2020) malam.

Disdikbud Boyolali Siapkan Skema Penerimaan Siswa Baru Di Tengah Pandemi Covid-19

Rumah Angker Ampuh

Ia beralasan upaya mengurung pemudik Sragen di rumah angker itu bisa membuat kapok mereka yang melanggar komitmen. Hal tersebut dinilai ampuh oleh Mbak Yuni lantaran ada tiga pemudik yang betul-betul kapok dan meminta agar dikeluarkan dari rumah angker itu.

Bertambah 2, Jumlah Kasus Positif Covid-19 Klaten Jadi 17 Orang

"Memang harus dibuat kapok. Orang Indonesia itu takut sama hantu. Dibuat efek jera dengan komitmen itu. Mereka pulang kampung tidak bawa penyakit. Saya minta teman-teman desa untuk aktif. Orang ngeyel ini harus di-punishment," lanjutnya

"Di Desa Sepat ada gedung kosong dipakailah itu. Mereka hanya tahan tiga hari karena merasa ketakutan dan lapor kepada satgas. Dan akan komitmen dan patuh terhada anjuran pemerintah untuk bisa kembali ke rumah melanjutkan karantina mandiri," pungkasnya.

Duh... 220 Karyawan di Karanganyar Kena PHK, 4.449 Dirumahkan

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya