SOLOPOS.COM - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said saat berkunjung ke Griya Harian Jogja (dok. Harian Jogja)

Seminar Nasional untuk mempersiapkan seabad kemerdekaan Indonesia

Harianjogja.com, JOGJA — Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengajak seluruh warga Indonesia, terutama para pengambil kebijakan untuk berpikir lebih jauh untuk berpikir ke depan dalam mencapai tujuan bernegara secara bersama demi tegaknya kedaulatan negara.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penekanan Sudirman tersebut sekaligus akan dipaparkan dalam seminar nasional dan lokakarya bertema Kedaulatan Indonesia: Menyongsong Seabad Kemerdekaan yang digelar di University Club (UC) UGM, Sabtu (29/4/2017) ini.

Mantan Direktur Utama PT Pindad itu, memaparkan forum lokakarya tersebut menjadi momentum tepat untuk berbicara banyak dalam rangka menyongsong 100 tahun kemerdekaan Indonesia.

“Tentu kita semua bisa merasakan kondisi bangsa saat ini. Politik kita semakin hari justru kian melemahkan harga diri para politisi itu sendiri. Dalam istilah kami, self destruction. Padahal mereka semestinya memperhatikan etika moral politik sehingga menjadi suri tauladan bagi rakyat,” ujar Sudirman saat berkunjung ke Griya Harian Jogja, Jumat (28/4/2017) sore.

Menurut Sudirman, bangsa ini memerlukan gebrakan yang cepat. Pasalnya perjalanan menuju satu abad kemerdekaan bangsa ini tinggal 28 tahun lagi.

“Kami khawatir seluruh kekuatan, pikiran habis untuk memikirkan masalah jangka pendek. Padahal bangsa ini tidak dibangun untuk satu periode tapi untuk selamanya,” kata Sudirman yang juga menjadi salah satu pendiri Masyarakat Transparansi Internasional (MTI) itu.

Faktor itu pula yang mendasari Sudirman bersama lembaga kajian, kepemimpinan dan penerangan di bidang kepemimpinan Institute Harkat Nasional (IHN) yang ia dirikan, menggelar lokakarya kebangsaan tersebut.

Dari hasil kajian IHN, penduduk Indonesia pada saat seabad Kemerdekaan RI mendatang akan mencapai 450 juta jiwa.

“Jumlah itu hampir dua kali lipat jumlah penduduk saat ini. Mereka semua butuh sandang papan dan pangan. Padahal sumber daya alam kian menipis sehingga dikhawatirkan nantinya negeri ini akan bergantung pada pihak luar. Tentunya, negara harus memikirkan bagaimana kesejahteraan umum sebagai cita-cita fundamen negeri ini saat merdeka bisa diwujudkan,” kata pria yang kini duduk di kursi Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia itu.

Seminar dan lokakarya juga akan membahas soal terancamnya kedaulatan negara saat ini karena enam hal: kesenjangan ekonomi, retaknya kohesi sosial, korupsi struktural kian merajalela melibatkan elite politik, penegakan hukum, politik yang merusak tatanan bangsa dan tekanan global.

Sejumlah tokoh telah mengkonfirmasi untuk menjadi pembicara dalam lokakarya tersebut. Selain Sudirman Said, ada Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nasir, Guru Besar Ilmu Tata Negara UII Nimatul Huda, Ekonom Faisal Basri, dan pengamat politik dan pertahanan Salim Said. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD juga dijadwalkan turut hadir bersama sejumlah pakar itu.

Selain di Jogja, lokakarya ini rencananya akan berlanjut di 17 kota lainnya di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya