SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sidoarjo–Semburan lumpur panas Lapindo di Porong, Sidoarjo  sejak pekan lalu bercampur cairan minyak berwarna hitam pekat bercahaya. Fenomena minyak bumi yang keluar bercampur air dan asam sulfur (H2S) merupakan kali kedua sejak lumpur menyembur empat tahun silam.

Aliran minyak jelas terlihat dari tepi tanggul penahan lumpur. Hampir seluruh permukaan lumpur dipenuhi cairan hitam pekat tersebut. Hingga saat ini cairan hitam itu telah menyebar memenuhi seluruh kolam penampungan lumpur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami akan meneliti jenis cairan tersebut,” kata juru bicara Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Achmad Zulkarnain, Sabtu (15/5).

Diperkirakan cairan hitam tersebut merupakan hidrokarbon, yakni unsur senyawa minyak bumi. Lembaga Minyak dan Gas (Lemigas) pada 2009 lalu telah melakukan penelitian dengan mengambil contoh cairan hitam tersebut. Namun, hingga kini belum diketahui hasil penelitiannya.

Semburan lumpur Lapindo mengeluarkan asam sulfur hingga mencapai lebih dari 20 ppm (part per milion). Adapun material lumpur panas yang disemburkan antara 75 ribu meter kubik hingga 100 ribu meter kubik.

Untuk mengurangi volume lumpur di setiap kolam penampungan, BPLS mengalirkannya melalui sungai Porong dengan menggunakan 11 mesin pompa penyedot.

Kepala Kelompok Kerja (Pokja) Mitigasi dan Bencana BPLS, Bambang Hardiyanto menjelaskan gas asam sulfur yang keluar dari pusat semburan berasal dari material perut bumi sedalam 1.000 meter.

Air yang keluar pun terasa asin dan panas. Berbeda dengan semburan di 181 titik yang berupa gas metana yang berasal dari permukaan dangkal. “Airnya tawar dan tak panas,” ujarnya.

tempointeraktif/ tiw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya