SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi membuka 11Th Semarang Business Forum (Sembiz 2017) di Balai Merapi, Kompleks PRPP Semarang, Selasa (17/10/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Humas Setda Pemkot Semarang)

Semarang Bisnis Forum (Sembiz) 2017 yang digelar di PRPP dimanfaatkan Wali Kota Hendrar Prihadi untuk menggoda minat berinvestasi di Kota Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG — Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menawarkan tiga investasi unggulan di wilayahnya kepada investor melalui Semarang Bisnis Forum (Sembiz) 2017. “Ada tiga sektor industri unggulan, yakni agrikultur, manufaktur, dan pariwisata,” ujarnya saat memaparkan prospek bisnis pada pergelaran Sembiz 2017 di kawasan Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP) Semarang, Selasa (17/10/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sembiz 2017 adalah pergelaran ke-11 Semarang Bisnis Forum. Kegiatan itu digelar dengan harapan mampu mewujudkan sinergisitas antarpara stakeholder guna mendorong peningkatan investasi guna mewujudkan kemandirian daerah. Dalam pergelaran itu bertemu para pelaku usaha atau investor baik regional dan nasional, asosiasi pengusaha, pemerintah kabupaten dan kota di Jateng, perwakilan BUMN dan BUMD, lembaga keuangan dan perbankan, serta kalangan perguruan tinggi.

Hendi—sapaan akrab Hendrar Prihadi—di hadapan para undangan itu memaparkan kini tercatat setidaknya 52% luas Kota Semarang merupakan lahan hijau, berupa sawah, perkebunan, dan hutan sehingga menjadi peluang bisnis agrikultur. Untuk manufaktur, Hendi mengatakan setidaknya ada sembilan kawasan industri dan terminal peti kemas berkapasitas satu juta teus ada di Kota Semarang.

“Tentunya, kawasan industri dan terminal peti kemas ini menjadi pertimbangan penting bagi pelaku industri manufaktur untuk berinvestasi di Kota Semarang,” kata politikus PDI Perjuangan itu.

Kaitannya dengan sektor pariwisata, ia menjelaskan berdasarkan survei Kementerian Pariwisata menyebutkan Kota Semarang menduduki peringkat kelima di Indonesia yang indeks pariwisatanya terbaik. “Jadi, kalau dilihat di Semarang ini, sekarang hotel dan restorannya bertambah banyak. Ini merupakan reaksi positif atas meningkat tajamnya kunjungan wisatawan ke Kota Semarang,” paparnya.

Ia menyebutkan jumlah kunjungan wisatawan ke Semarang pada 2011 hanya 2,1 juta orang, namun belakangan hari ini meningkat lebih dari dua kali lipat, karena pada 2016 ada 4,6 juta wisatawan berkunjung.Aksesbilitas sarana dan prasarana di Kota Semarang, tambah Hendi, juga semakin memadai sehingga dipastikan investor tidak akan rugi jika berinvestasi di berbagai sektor yang potensial.

“Bandaranya juga internasonal, pelabuhannya besar, ada stasiun dan terminal bus. Ditambah lagi, beberapa ruas tol yang sedang digarap pemerintah pusat sehingga akses ke Semarang semakin cepat,” katanya.

Jika semua infrastruktur sudah siap, kata dia, pada kurun 2018-2019 investor yang menanamkan investasinya di Kota Semarang diperkirakan bisa mendapatkan keuntungan sampai 10 kali lipat. Sebagai sarana pendorong investasi, diakuinya, kegiatan semacam ini penting yang digelar Pemerintah Kota Semarang karena geliat investasi di Kota Atlas sedang dalam tren kenaikan positif.

“Memang dulu pada 2011, investasi di Kota Semaran sangat rendah, di bawah Rp1 triliun. Baru pada 2012 meningkat tajam hingga triwulan ketiga 2017 telah mencapai Rp14,5 triliun,” kata Hendi.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya