SOLOPOS.COM - Tri Sakti, tukang ojek asal Semarang yang melayani jasa ojek lintas kota se-Jateng. (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, SEMARANG — Demi mencukupi kebutuhan keluarga, apa pun rela dilakukan. Seperti yang dilakukan oleh, Tri Sakti, pemuda asal Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), berusia 33 tahun. Dipecat sebagai mitra di sebuah perusahaan ojek online, Tri justru membuka jasa ojek daring pribadi yang melayani pelanggan linsta kota se-Jawa Tengah (Jateng).

Tri menjalankan usahanya hanya dengan bermodalkan sepeda motor matik dan aplikasi Whatsapp (WA). Namun, kiprah Tri itu justru kian moncer setelah unggahannya di sebuah grup Facebook Semarang mendapat respons dari ratusan netizen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ditemui Solopos.com, Jumat (27/1/2023) siang, Tri menceritakan awal mula ia memutuskan untuk mengambil jalur “indie” dalam pelayanan jasa transportasi ojek. Sejak lulus SMP pada 2005, pemuda pemalu ini mengaku tidak memiliki profesi lain selain menjadi tukang ojek.

“Ekonomi keluarga sulit sekali sehingga saya tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMA. Dulu saya biasa ngojek di pertigaan, sampai akhirnya muncul aplikasi ojol. Saya lupa tahun berapa saya bergabung, yang jelas cukup lama sampai akhirnya saya kena PM [putus mitra] pada 2018,” urainya

Penyebab diputuskan kemitraan tersebut, kata Tri, adalah gara-gara ia tepergok menggunakan aplikasi untuk layanan pribadi. Kala itu, Tri tengah sakit keras dan harus beristirahat cukup lama sehingga ia terpaksa tidak menarik.

Khawatir kontraknya diputus karena lama tidak beroperasi, Tri pun menggunakan aplikasi ojol untuk urusan pribadi. “Saya tepergok menggunakan aplikasi untuk menjemput anak saya. Padahal, saya tidak berniat curang, tapi akhirnya harus kena PM,” tambahnya.

Tak mau menyerah dengan keadaan, Tri pun berinisiatif membuka layanan jasa ojek sendiri. Tidak tanggung-tanggung, pemuda asli Semarang ini melayani tujuan ke seluruh wilayah Jateng.

Tarif Lebih Murah

Untuk membedakan dengan tarif ojol, Tri pun mengakalinya dengan memasang harga lebih murah. Dalam poster yang ia unggah di Facebook, tertulis semua tarif mulai yang termurah yakni tujuan Ungaran Rp40.000 hingga yang termahal, yakni Tegal Rp300.000. Tarif dan tujuan yang tertera belum mencakup semua kabupaten namun Tri menyatakan siap mengantar dengan harga disesuaikan.

“Saat ada orderan luar kota pertama saya buka aplikasi ojol kemudian saya cek tarifnya. Begitu keluar harga, maka tarif yang keluar saya kurangi Rp50.000, jadi berbeda jauh. Memang lebih murah tapi layanan tetap sama seperti ojol. Saya tetap harus ramah dan wangi,” tuturnya.

Sepekan setelah melayani tujuan luar kota, Tri sudah mencapai Kecamatan Tayu di Kabupaten Pati dan Kecamatan Banyuputih di Kabupaten Batang. Tidak hanya itu, pesanan luar kota terus berdatangan, termasuk tujuan Yogyakarta di awal Februari nanti.

“Rata-rata yang naik selalu memberi tips, jadi jika seharusnya dia bayar Rp120.000, malah bayar Rp150.000 dan tidak mau kembalian. Ini yang saya syukuri, banyak orang peduli, meski sebenarnya saya tetap profesional,” sambung ayah dua anak ini.

Soal kiprahnya menarik ojek ke luar kota, Tri mengatakan ia juga bersyukur memiliki keluarga pengertian yang tak berkeberatan ditinggal pergi seharian dan setiap hari.

“Istri dan anak-anak tahu saya cari uang untuk mereka. Lagipula saya punya ada sakit tertentu yang mengharuskan saya makan di rumah. Jadi istri saya percaya saya akan selalu pulang,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya