SOLOPOS.COM - Potongan video kursus memasak online lapis legit mini bersama chef sekaligus YouTuber, Fatimah Bahalwan. (Istimewa/Dok Fatimah Bahalwan)

Solopos.com, SOLO — Kelonggaran waktu selama work from home (WFH) di masa pandemi Covid-19 dimanfaatkan sejumlah orang untuk meningkatkan skill dan kemampuan lainnya melalui kursus online. Les daring yang mereka ikuti pun beragam mulai dari kelas bahasa, capacity building, hingga les memasak.

Semangat para pemburu ilmu tersebut didukung banyaknya instansi maupun pribadi yang sukarela membuka kursus online gratis. Modalnya hanya jaringan internet lancar, betah duduk berjam-jam di depan perangkat elektronik, dan tentu saja komitmen menyelesaikan satu program utuh.

Promosi BRI Microfinance Outlook 2024 Hadirkan Direktur ADB hingga Peneliti Harvard

Pegawai Negeri Sipil (PNS) di bidang kehumasan, Tiara Saum, 27, salah satunya, sering ikut kursus atau kelas workshop gratis selama pandemi ini. Mulai kursus soal pengembangan diri, citra di media sosial, hingga tentang tips lain soal pekerjaan dia ikuti.

Baca juga: Penelitian: Penggunaan Masker Ganda 95 Persen Efektif Mencegah Droplet

Sementara les paling lama yang dia ikuti yakni tips masuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama hampir dua bulan. “Kalau yang CPNS yang agak serius karena memang konsentrasinya pengin lolos CPNS. Ya hasilnya sekarang ini mbak,” kelakarnya saat diwawancara Solopos.com, Jumat (30/7/2021).

Mendaftar Beberapa Program

Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS)  Solo ini mengatakan awal mula keinginannya ikut les karena merasa bosan kerja di rumah. Ia kemudian kerap melihat pengumuman soal les soal peningkatan capacity building di timeline Twitter. Sampai akhirnya mendaftar beberapa program.

Tentu saja Tiara memilih yang tak berbayar. Mengenai waktu, dia ngikut mengingat kerjanya juga cukup fleksibel selama work from home (WFH). Tapi kadang ia bolos jika ada tugas mendadak dari kantornya.

Baca juga: Mbah Mad, Sosok Rohaniwan Khasmatik Para Politisi Indonesia

Sejauh ini Tiara bisa menerima semua materi yang diajarkan sejumlah kursus online. Kendati demikian ia mengaku lebih paham jika bertemu langsung dengan pengajarnya. Kendala lainnya adalah jaringan internet tidak stabil.

“Aku bukan tipe yang bisa andelin pembelajaran visual aja ya. Harus ada dikusi langsung, bertemu pengajar dan temen langsung. Jadi kalaupun habis pandemi ini ikut lagi ya milih yang datang langsung ke venue,” kata dia.

Pekerja swasta asal Wonogiri, Nawangsari, 26, merasa semuanya semakin fleksibel di masa sekarang. Dulu zaman kuliah dia mendamba les Bahasa Prancis.

Sempat tertunda beberapa tahun karena kesibukan, akhirnya bisa ikut gabung belajar di masa pandemi ini. Ia biasanya mulai ikut kelas setelah menyelesaikan tugas kantor.

Baca juga: Aset Pariwisata WGM Wonogiri Senilai Rp25 Miliar Bakal Dihapus

Meski tidak intens, belajar Bahasa Prancis via online cukup membantunya. Nawang sudah menguasai beberapa kosakata. Kadang kalau bingung ia mengulang pembelajarannya yang disimpan di kanal YouTube lembaga belajarnya.

Perlu Treatment Khusus

Setelah menyelesaikan program bahasa, ia sempat ketagihan mencoba yang lain, termasuk peningkatan skill memasak. Sebenarnya banyak tutorial memasak di YouTube atau cookpad, namun ia merasa lebih puas kalau dimentori.

“Sekarang tinggal kita mau bagaimana memaknai kondisi ini. Kalau aku ya memanfaatkan peluang. Meski kadang capek juga habis kerja masih belajar,” kata dia, Jumat.

Pemilik Kampung Inggris Solo, Kurniawan, Jumat, mengatakan pandemi memang membuat sejumlah lembaga kursus melakukan inovasi. Namun perlu treatment khusus agar ilmu yang disampaikan bisa diterima murid-murid.

Baca juga: Dari Uang Jimpitan, Warga Candirejo Klaten Mampu Beli dan Bagikan Bantuan Paket Cegah Covid-19

Da mengisahkan beberapa waktu lalu pernah membuka kelas online dengan jumlah terbatas. Per sesi hanya dua hingga empat orang agar pembelajaran lebih efektif.

Meski telah melakukan sepuluh kali pertemuan selama hampir 10 bulan, menurut Kurniawan hasilnya tetap kurang maksimal.

“Ya modifikasi online bisa saja. Tapi memang lebih efektif offline. Apalagi kalau kami kan intensive conversation, jadi lebih maksimal jika langsung,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya