SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Dinas Perdagangan Kota Semarang segera membagikan selter pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sekitar Taman Indonesia Kaya Semarang. Dipublikasikan Kantor Berita Antara, pemilahan pedagang di fasilitas sumbangan Djarum Foundation itu dilakukan dengan asas keadilan.

“Totalnya ada 42 selter PKL di sekitar taman ini,” kata Kepala Bidang Pengembangan Sarana dan Prasarana Dinas Perdagangan Kota Semarang Nurkholis di Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (29/10/2018).

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Ia menyebutkan jumlah PKL yang ada di Taman Indonesia Kaya Semarang terbagi dua, yakni pedagang tahu gimbal sebanyak 46 PKL dan 24 PKL yang berjualan jagung bakar. Menurut dia, pembagian selter itu akan dilakukan melalui musyawarah dengan pedagang dengan mengedepankan asas keadilan sehingga bisa diterima oleh seluruh pedagang.

Yang jelas, kata dia, para pedagang diminta menjaga ketertiban dan kebersihan di area berjualan dan tidak diperkenankan menambah luas area berjualan yang ditentukan. Untuk properti, Nurkholis mengatakan diperbolehkan memberikan penambahan seperti meja, kursi, dan spanduk selama jam operasional berjualan mulai pukul 16.00 WIB-04.00 WIB.

“Ini masih kami musyawarahkan dengan para pedagang. Yang jelas, kami evaluasi pengaturan penempatan lapak dan pembagian mengedepankan asas keadilan,” jelasnya.

Taman Indonesia Kaya Semarang baru saja dirampungkan pembangunannya oleh Djarum Foundation yang diperuntukkan sebagai ruang teater terbuka bagi masyarakat. Dulu, taman tersebut disebut dengan nama Taman Keluarga Berencana (KB) dan Taman Menteri Supeno yang identik dengan deretan PKL jagung bakar dan tahu gimbal di sekitarnya.

Seiring pembangunan Taman Indonesia Kaya oleh Djarum Foundation, para PKL tahu gimbal dan jagung bakar yang sebelumnya menempati areal Taman KB digusur Pemkot Semarang. Mereka direlokasi lalu dibangunkan selter tersendiri.

Pedagang tahu gimbal di Taman Indonesia Kaya, Purwanto mengaku bersyukur masih diberikan kesempatan berjualan di sekitar taman tersebut setelah selesai dibangun. Demi menjaga kebersihan, diakuinya, ada beberapa peraturan yang diterapkan kepada pedagang, seperti mengganti piring dengan mangkuk yang terbuat dari styrofoam.

“Memang untuk kebersihan, tetapi kami akan coba dulu. Jika ternyata cara ini kurang berhasil, kami cari cara lain. Sebagai binaan Dinas Perdagangan, kami siap menaati,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya