SOLOPOS.COM - Bendungan Jlantah di Karanganyar. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA-Ditargetkan selesai pada 2024, Bendungan Jlantah bisa mengaliri 1.494 hektare sawah di Karanganyar. Saat ini progres fisik bendungan mencapai 39,41%.

Pembangunan bendungan ini merupakah salah satu upaya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Airuntuk meningkatkan tampungan air dan mendukung ketahanan pangan nasional. Karena itu Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus membangun bendungan maupun embung di berbagai wilayah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bendungan Jlantah di Karanganyar memiliki kapasitas tampung 10,97 juta m3 yang bersumber dari aliran Sungai Jlantah dan Sungai Puru. Konstruksi bendungan didesain dengan tinggi 70 m (dari dasar sungai), panjang puncak 404 m, lebar puncak 12 m, elevasi puncak bendungan +690 m.

Baca Juga: Dibangun, Bendungan Jlantah Karanganyar Butuh 459 Bidang Lahan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Di samping itu kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal.

“Pembangunan bendungan akan diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki dalam siaran pers yang diterima Solopos.com pada Jumat (1/7/2022).

Bendungan ini dibangun oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp965 miliar dengan masa pelaksanaan 2019 dan ditargetkan selesai pada 2024.

Baca Juga:  5 Proyek Bendungan Besar di Jawa Tengah

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Maryadi Utama mengatakan setelah proyek ini rampung Bendungan Jlantah Karanganyar akan menjadi bendungan multifungsi yang memberikan manfaat ekonomi salah satunya sebagai sumber irigasi. “Bendungan Jlantah akan mengairi 1.494 ha persawahan di kawasan Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar,” ujar Maryadi.

Di samping sebagai sumber irigasi, bendungan ini akan menghasilkan air baku sebesar 150 liter/detik. Kehadiran bendungan ini memberi manfaat untuk potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 mega watt, reduksi banjir sebesar 51,05 % atau 70,33 m3/detik untuk Q50, serta konservasi dan pariwisata di Kabupaten Karanganyar.

Baca Juga: Kementerian PUPR Lanjutkan Proyek 35 Bendungan di 2022, 4 Ada di Jateng

Kehadiran Bendungan Jlantah di Karanganyar menambah jumlah tampungan air yang dibangun Kementerian PUPR dalam mendukung ketahanan pangan dan air di Provinsi Jawa Tengah. Selain Bendungan Jlantah, terdapat dua bendungan lain yang tengah dibangun dan empat bendungan yang telah rampung di Jawa Tengah.

Bendungan yang rampung yakni Bendungan Gondang di Karanganyar dengan kapasitas tampung 9,15 juta m3; Bendungan Logung di Kudus yang mampu menampung air sebesar 20,15 juta m3; Bendungan Pidekso di Wonogiri dengan kapasitas tampung 25 juta m3; dan Bendungan Randugunting di Blora dengan kapasitas tampung 14,42 juta m3. Sementara bendungan yang masih dalam tahap konstruksi yakni Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo dan Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya