SOLOPOS.COM - Aksi mengingatkan agar tak salah pilih pimpinan KPK di CFD Kota Solo, Minggu (24/5/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Seleksi pimpinan KPK diwarnai penelusuran rekam jejak para calon oleh sejumlah lembaga, termasuk Bareskrim Polri.

Solopos.com, JAKARTA — Panitia Seleksi Calon Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel KPK) hendaknya mempertimbangkan hasil penelusuran rekam jejak para calon yang dikumpulkan oleh Bareskrim Polri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung Wibowo mengatakan jika tidak dipertimbangkan oleh Pansel maka data dan fakta yang masih disimpan rapat oleh Bareskrim akan berpotensi menjadi liar di masyarakat.

“Karena Kabareskrim dimintakan secara khusus oleh Pansel untuk menelusuri mereka-mereka ini, maka apa yang menjadi temuan itu, seyogyanya menjadi perhatian dari pansel,” katanya di Istana Kepresidenan, Rabu (26/8/2015).

Kabareskrim Komjen Pol. Budi Waseso sebelumnya mengancam akan membuka hasil rekam jejak calon komisioner KPK yang mendapat stabilo merah jika dinyatakan lolos seleksi oleh Pansel.

Polri mengharapkan data rekam jejak itu digunakan sebagai rujukan memilih calon komisioner yang tepat. Jika Pansel tidak menganggap hasil pekerjaan itu, maka Bareskrim akan membuka kepada publik nama-nama itu atas dasar kejujuran.

Menanggapi ancaman membuka stabilo merah itu, Seskab Pramono Anung mengharapkan Pansel berinisitif menggunakan data dan fakta yang sudah ditangan Bareskrim. “Harusnya Pansel mengambil inisiatif terhadap hal tersebut. Kalau pansel perlu lakukan kroscek, ya lakukan kroscek,” jelasnya.

Namun Pramono menegaskan dalam seleksi calon komisioner KPK ini, pemerintah tidak ikut campur. Pansel tetap bekerja berdasarkan fakta, data, akurasi, memilih orang-orang terbaik, orang bersih dan bukan orang populer di panggung.

“Sepenuhnya kami serahkan kepada pansel untuk gunakan data itu, silakan pansel meneliti itu supaya kita tidak salah lagi pilih orang,” ujar Pramono.

Karena bagaimana pun, lembaga antirasuah sangat strategis mengingat tingkat korupsi di Indonesia masih tinggi. Tetapi dari tahun ke tahun, indeks korupsi mengalami perbaikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya