SOLOPOS.COM - (Dari kiri ke kanan) Calon Pimpinan KPK Saut Situmorang, Sujanarko, Robby Arya Brata, Basaria Panjaitan, Agus Rahardjo, Surya Tjandra, Johan Budi SP, Laode Muhamad dan Alexander Marwata berfoto bersama sebelum mengikuti uji makalah di Komisi III DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (4/12/2015). Uji makalah tersebut diikuti sembilan dari sepuluh calon pimpinan KPK, sementara satu calon lainnya Busyro Muqodas tidak hadir. (JIBI/Solopos/Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Seleksi pimpinan KPK akhirnya memilih wajah-wajah baru dan tak memberi kesempatan bagi orang lama di KPK.

Solopos.com, JAKARTA — Di mata pengamat di luar DPR, tersingkirnya Johan Budi bukan hal yang mengagetkan. Pasalnya, mereka menyebut ada kecenderungan DPR memang tidak menghendaki ada orang periode sebelumnya kembali menjabat untuk kedua kalinya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu diungkapkan oleh mantan Pimpinan KPK periode 2007-2011, M. Jasin, yang mengaku sudah pernah menduga hal serupa. “DPR ingin memilih orang baru. Dulu saya ikut pimpinan era kedua, tapi saya tidak mendaftar lagi, karena saya pikir tidak akan terpilih lagi. Dan sekarang itu terbukti [dengan tersingkirnya Johan Budi],” ujarnya dalam diskusi yang ditayangkan TV One live dari Gedung DPR, Kamis (17/12/2015) malam.

Hal serupa juga diungkapkan oleh pengamat politik, Rifqi Karsayuda, dalam kesempatan serupa. Menurutnya, ada Komisi III DPR mengalami kecenderungan yang sama dengan komisi-komisi lain di DPR, yaitu enggan memilih orang lama. “Komisi III DPR ini relatif tidak memberi kesempatan kepada orang lama, yang bisa menjabat dua periode,” katanya.

Tapi, menurutnya, ada plus minus tak adanya orang lama di KPK ke depan. Pertama, KPK semestinya tak terpengaruh tak ada wajah lama karena masih ada deputi-deputi di bawah pimpinan. Kedua, ada kecenderungan orang lama tak diberi kesempatan.

Menurutnya, terpilihnya Agus Rahardjo bisa membawa pengaruh baru di KPK dari sisi pencegahan korupsi dari pengadaan barang dan jasa. “Ekspektasi kita tinggi dengan terpilihnya Pak Agus. Korupsi itu sekarang memang banyak dari pengadaan barang dan Pak Agus ini diharapkan bisa membangun sistem yang sistematis bisa mencegah korupsi.”

Anggota Komisi III DPR dari Partai Demokrat Ruhut Sitompul punya penilaian sendiri soal alasan Johan Budi tak menjadi favorit anggota Komisi III DPR. “Kawan-kawan memang kayaknya [sepertinya] agak bagaimana, trauma lah. Mungkin pernah ada kawannya yang kena (penegakan hukum KPK),” kata Ruhut usai pemilihan Pimpinan KPK di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (17/12/2015), seperti dikutip Solopos.com dari Detik.

Menurut Ruhut, Johan Budi menjadi trauma tersendiri bila dipilih memimpin KPK lagi. Meski begitu, Johan nyatanya tetap mendapat suara dari Komisi III DPR. “Kebetulan aku ikut memilih di antara dua yang tak terpilih. Salah satunya Johan Budi,” kata Ruhut.

Namun demikian, Pimpinan KPK sudah terpilih. Ruhut menerima saja pilihan Komisi III DPR. “Aku mau bilang apa? Pak SBY menginstruksikan kader harus siap menang dan siap kalah,” ujar Ruhut.

Dia masih optimis masa depan KPK akan menjadi lebih baik. Pimpinan yang terpilih memunyai kualitas bagus. Meski begitu, Pimpinan KPK yang terpillih telah disorot bakal mengecewakan dan membuat masa depan KPK suram. “Memang mereka ingin membuat KPK tidak menakutkan, tapi ingin KPK lebih berkualitas,” kata Ruhut menyimpulkan dari proses uji kepatutan dan kelayakan yang telah berlalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya