SOLOPOS.COM - Abdullah Hehamahua (JIBI/Solopos/Antara)

Seleksi pimpinan KPK telah menghasilkan lima nama pilihan Komisi III DPR.

Solopos.com, JAKARTA – Eks penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abdullah Hehamahua, menilai sudah sejak awal dapat diprediksi pilihan pimpinan KPK oleh Komisi III DPR tidak akan memasukkan nama-nama lama dari KPK.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“DPR tidak akan memilih tiga calon dari KPK. Sebab, anggota legislatiflah yang paling banyak ditangkap KPK. Sedangkan gubernur, bupati, dan wali kota yang ditangkap KPK juga adalah orang partai,” ujar Abdullah saat dihubungi, Kamis (17/12/2015).

Menurut Abdullah, hal itu dapat dikatakan sebagai salah satu strategi legislatif untuk membungkam KPK dari dalam. Abdullah menilai DPR adalah kumpulan partai partai politik sehingga kepentingan politiklah yang menjadi kepentingan di Senayan hingga wajar jika calon-calon dari KPK disingkirkan.

Abdullah mengingatkan KPK bukanlah lembaga yang dikendalikan atau disetir oleh seorang pimpinan seperti lembaga lain. KPK adalah lembaga yang dikendalikan oleh sistem, baik SOP, kode etik, maupun budaya kerja di KPK.

“Dengan pola pikir anggota DPR yang demikian jika tetap dipertahankan, bukan mustahil jika Indonesia akan hilang dari peta bumi, Indonesia menjadi beberapa negara baru atau Indonesia akan menjadi jajahan dari satu super power. Semua itu disebabkan korupsi.” ujar Abdullah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya