SOLOPOS.COM - Dea Onlyfans. (Instagram/@gresaidss)

Solopos.com, SOLO – Kemudahan mengakses internet yang ditunjang kehadiran smartphone dengan berbagai fitur canggih memungkinkan pengguna memproduksi konten apapun, termasuk foto maupun video seksi yang kemudian dibagikan melalui media sosial. Seperti dilakukan sederet selebgram masa kini mulai dari Amelia NS, Siva Aprilia, Dea OnlyFans, hingga Tante Erni yang disebut sebagai selebgram seksi pemersatu bangsa. Lantas, apa tujuan mereka melakukan hal tersebut?

Pekembangan teknologi menghadirkan media sosial sebagai platform baru yang berbeda dengan media massa konvensional. Media sosial memberikan ruang bagi khalayak untuk berpartisipasi dalam berbagai cara, bahkan yang sangat bebas sekali pun. Sifat media sosial yang aktif membuat semua orang bebas berekspresi, bahkan mengeksploitasi tubuh demi kesenangan atau sekadar eksistensi diri. Kisah komplit terkait fenomena selebgram yang rela berjualan konten seksi demi sesuap nasi diulas dalam artikel Selebgram Jualan Seksi Demi Sesuap Nasi, Secuil Gengsi & Eksistensi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Konten menaik lain yang bisa dibaca di kanal Espos Plus adalah terkait teladan jiwa kesatria dari Lumajang. Jiwa kesatria ini pernah dicontohkan Gus Dur saat dilengserkan dari jabatan presiden pada 2001. Kala itu, K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sempat membuat pernyataan yang cukup ikonik hingga sekarang. “Tidak ada jabatan di dunia ini yang perlu dipertahankan mati-matian,” demikian kata Gus Dur.

Ekspedisi Mudik 2024

Gus Dur sebenarnya bisa melawan upaya lawan politiknya yang berusaha melengserkan dirinya dari jabatan presiden. Namun, hal itu tidak dia lakukan. Dari kisah itu, Gus Dur memberi contoh tentang sikap berjiwa kesatria. Belakangan, jiwa kesatria ini teramat mahal harganya sehingga jarang dilakukan oleh kalangan pejabat walau dianggap tak mampu bertugas atau tersandung masalah yang mencederai nama baiknya. Namun, jiwa kesatria ini baru saja ditunjukkan oleh seorang politisi dari Lumajang. Ulasan lengkap terkait teladan jiwa kesatria bisa dibaca dalam artikel Pelajaran Tentang Jiwa Kesatria dari Lumajang.

Berita menaik lain yang dikemas secara premium terkat sebagian desa di Colomadu yang pernah masuk wilayah Solo. Kecamatan Colomadu yang kini terpisah dari Kabupaten Karanganyar, sebelumnya tak benar-benar berpisah karena sebagian wilayah yang menyambungkannya dengan kecamatan lain terputus karena dicaplok oleh Kota Solo, termasuk sebagian wilayah Kecamatan Gondangrejo.

Baca Juga: Kisah Sunarti, Gerwani, dan Jeruji Besi

Hal itu tidak lepas dari sejarah bertautan antara Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kadipaten Mangkunegaran. Berdasarkan penelusuran Solopos, Karanganyar semula bernama Sukowati Kidul dan Hanggabayan, yang merupakan wilayah Praja Mangkunegaran sesuai perjanjian Salatiga 1757.

Sebelumnya, Sukowati adalah wilayah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, yang kemudian saat pembagian wilayah, Sukowati Lor tetap milik Surakarta sedangkan Sukowati Kidul menjadi milik Mangkunegaran. Sukowati Lor lantas menjadi Sragen. Ulasan lengkap terkait Colomadu yang pernah jadi bagian dari Solo tersaji dalam artikel Solo Pernah Caplok Desa di Colomadu dan Gondangrejo Karanganyar.

Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan sudut pandang khas dan pembahasan mendalam dengan basis jurnalisme presisi. Membaca konten premium akan mendapatkan pemahaman komprehensif tentang suatu topik dengan dukungan data yang lengkap. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium di kanal Espos Plus.

Baca Juga: Miskin Melahirkan Kemiskinan Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya