SOLOPOS.COM - Ilustrasi Selat Muria (Instagram/@anggajatiwidiatama)

Solopos.com, PATI — Sejarah mencatat bahwa Selat Muria adalah wilayah penting di Jawa Tengah. Perairan itu memisahkan Pegunungan Muria dan Pulau Jawa yang menjadi cikal bakal munculnya wilayah daratan yang kini merupakan pesisir pantai utara Jawa Tengah.

Hal ini dibuktikan melalui hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang geologis melalui buku berjudul Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa: Peralihan dari Majapahit ke Mataram.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Buku itu menyinggung tentang selat Muria ketika menggambarkan ekologi letak Kerajaan Demak yang ada di bibir pantai selat, yang memisahkan Pegunungan Muria dari Jawa.

Baca juga: Selat Muria Hilang Bak Ditelan Bumi, Ini Faktanya

Selat Muria merupakan perairan purba yang kemudian mengalami pendangkalan dari proses sedimentasi material beberapa sungai yang bermuara di daerah yang sekarang disebut Grobogan, Demak, Kudus, dan Pati. Selain itu pendangkalan itu juga disebabkan karena longsoran letusan Gunung Muria.

Sedimentasi Selat Muria yang membuat Gunung Muria dan Pulau Jawa menyatu terjadi pada abad ke-17. Sebelumnya, perairan Selat Muria menjadi jalur perdagangan dan transportasi yang ramai dilewati kapal-kapal dagang dari berbagai wilayah. Perairan ini menghubungkan kota-kota besar di Jawa bagian barat dan timur.

Berdasarkan catatan sejarah, sedimentasi Selat Muria terjadi sejak abad ke-13 yang ditandai dengan penyusutan aliran air. Material sedimentasi itu diperkirakan berasal dari Kali Jragung, Tuntang, Serang, Lusi dan Juwana yang membawa material tanah dan bebatuan sehingga perairan selat berubah menjadi daratan.

Baca juga: Ada Fosil Hewan Purba Laut di Grobogan Jadi Bukti Selat Muria Nyata

Pada awal abad ke-15, Selat Muria sudah menjadi perairan sempit. Walau demikian, selat ini merupakan jalur dagang dan transportasi yang ramai dilalui kapal pada abad itu.

Pada abad ke-16, Selat Muria menjadi pelabuhan Kerajaan Demak. Namun akibat sedimentasi yang terjadi terus-menerus, perairan tersebut semakin dangkal dan hanya terendam air saat laut pasang. Diperkirakan pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17, Selat Muria akhirnya menjadi daratan hingga sekarang

Bukti perairan ini merupakan model dari pemprosesan citra satelit, bukti arkeologi, peninggalan budaya masyarakat pesisir masa lampau dan bukti paleontologi menjadi dasar bahwa wilayah tersebut pernah tertutupi oleh air laut, sehingga saat itu kota-kota Pantura yang sekarang bernama Pati, Kudus, dan Jepara kemungkinan masih berada di bawah laut pada masa keberadaan Selat Muria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya