SOLOPOS.COM - Anggota Mapala Gapadri ITNY bersiap turun menuju Luweng/Goa Jomblang Ngejring, Dusun Ngejring, Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Kamis (27/8/2020). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI -- Perjalanan berat harus dilalui untuk mengalirkan air dari Luweng Jomblang Ngejring, Dusun Ngejring, Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri, ke masyarakat.

Di mulai dengan tahap eksplorasi pada September 2019 lalu, kini upaya mengatasi kekeringan di wilayah Wonogiri selatan ini sudah sampai di tahap kedua. Artinya, satu tahap lagi air dari luweng itu akan mengalir ke rumah warga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka) bersama Djarum Foundation, dan Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Ganesha Pakci Adri (Gapadri) Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) akan berperan aktif dalam mewujudkan misi mengangkat air ini.

Avanza Seruduk Tiang Listrik Usai Tabrakan dengan Vespa di Solo, Begini Kronologinya

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jawa Tengah Padasuka, M. Wiyanto, 43, kepada Solopos.com, Rabu (2/9/2020), menyampaikan program ini tidak hanya berhenti pada pemanfaatan air untuk jangka pendek.

Padasuka bersama Gapadri hingga dua tahun ke depan akan membangun sistem pemanfaatan air Luweng Jomblang agar pemanfaatan dapat berkelanjutan. Program ini didukung penuh Djarum Foundation dalam hal pendanaan.

Lelaki yang akrab disapa Gus Yayan itu menjelaskan program kemanusiaan ini terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama mencari sumber, mengangkat, hingga pemanfaatan air. Tahap itu sudah dilaksanakan mulai September 2019.

Inilah Sosok Nunggal Si Preman Paling Garang di Solo Selama 36 Tahun Terakhir

Eksplorasi yang Sulit

Pada tahap itu tim mengeksplorasi Luweng Jomblang untuk mencari ada tidaknya sumber air. Luweng itu dipilih berdasar informasi dari tokoh Desa Gendayakan, Slamet.

Eksplorasi cukup sulit karena harus membuka akses celah sempit agar tim bisa masuk. Akhirnya tim eksplorasi Gapadri menemukan sumber air yang melimpah di kedalaman lebih kurang 180 meter dari mulut luweng.

“Di lokasi itu ada genangan air di sebuah ruang ukuran 1,5 meter x 12 meter dengan kedalaman air lebih kurang 1,5 meter. Air yang tersedia di tempat itu lebih kurang 24.000 liter. Air ini disuplai dari sejumlah sumber, di antaranya dari dua air terjun yang bertingkat. Setelah diukur debitnya diketahui 1,5 liter/detik. Berdasar hasil tes laboratorium UGM [Universitas Gadjah Mada Jogja] air layak konsumsi,” kata Gus Yayan.

Viral Orang Tua Jawa Lahirkan Anak Kembar Albino di Wonogiri, Ternyata Ini Penyebabnya

Air dapat diangkat ke permukaan dan dimanfaatkan melalui instalasi sudah dibangun. Pemanfaatan air lalu diresmikan pada Desember 2019.

Tahap kedua dilaksanakan untuk menyempurnakan dan memproteksi instalasi dengan cara memberi pelindung tandon, mesin, dan pipa di dalam Luweng Jomblang. Kegiatan lainnya menyosialisasikan pemanfaatan air kepada masyarakat dan membantuk tim teknis pengelola air.

“Misi tahap kedua berhasil. Kegiatannya dilaksanakan pada 18-28 Agustus lalu,” imbuh Gus Yayan.

Beda Data Covid-19 di Semarang Bikin Heboh, Mungkin Pusat Hitung Jumlah Tes

Selanjutnya tim akan melaksanakan tahap ketiga yang kemungkin akan digelar tahun depan. Pada tahap terakhir itu tim bakal fokus pada pendistribusian air kepada warga.

Sementara itu, perwakilan dari Bakti Sosial Djarum Foundation, Arvi Oktaviendra, mengatakan Djarum Foundation siap mendukung program pengangkatan air dari Luweng Jomblang.

Kerja sama ini terjalin sejak awal program berjalan. Dia berharap program ini dapat memberi manfaat bagi warga Ngejring dan sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya