SOLOPOS.COM - Petugas dari BBKSDA Jawa Timur mengeluarkan empat ekor kijang dari kandang di hutan cagar alam Gunung Picis, Ponorogo, Kamis (15/12/2016). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Pemkab Ponorogo diminta segera membangun penangkaran burung merak sebagai upaya penyelamatan satwa langka.

Madiunpos.com, PONOROGO — Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Timur, Ayu Dewi Utari, mendesak Pemkab Ponorogo membangun tempat penangkaran burung merak. Hal ini karena burung merak di Ponorogo semakin langka.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya berharap Pemkab Ponorogo bisa membangun tempat penangkaran burung merak supaya spesies ini bisa tetap lestari di habitat aslinya,” jelas dia kepada wartawan di acara pelepasan burung elang Jawa di Gunung Picis, Kecamatan Ngebel, Ponorogo, Kamis (15/12/2016).

Ayu menuturkan merak merupakan burung kebanggaan warga Ponorogo. Hal ini bisa dilihat dari pemanfaatan bulu merak dalam kesenian reog. Namun, saat ini banyak seniman reog yang menggunakan bulu merak biru yang diimpor dari India dibandingkan bulu merak hijau dari Ponorogo.

“Saat ini ketersediaan bulu merak hijau terbatas karena spesies ini juga sulit ditemui. Untuk membuat dadak merak dibutuhkan ratusan bulu merak, padahal bulu merak hijau di Ponorogo terbatas. Banyak seniman reog yang akhirnya mengimpor dari India,” terang dia.

Dia juga memberikan sepasang burung merak kepada Yayasan Reog untuk ditangkarkan. Tujuan penangkaran ini supaya burung merak bisa berkembang biak dengan baik dan bulunya bisa digunakan untuk kesenian reog.

Saat ini hanya ada tiga tempat penangkaran burung merak di Ponorogo. Namun, ketiga tempat penangkaran itu tidak bisa berkembang dengan baik. “Kami tidak akan mempersulit perizinan pembuatan penangkaran burung merak. Tentu penangkaran burung merak ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi,” jelas Ayu.

Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, mengatakan Pemkab Ponorogo akan mulai mengonsep penangkaran burung merak. Penangkaran merak akan ditempatkan di tempat khusus yang jauh dari keramaian. Hal ini karena proses reproduksi burung merak sangat sensitif dan tidak bisa dilakukan di tempat ramai.

Dia menuturkan saat ini Pemkab Ponorogo memiliki lima ekor merak di kompleks kantor Pemkab. Namun, selama ini burung merak itu tidak pernah bertelur. “Kami juga kurang tahu mengapa merak-merak itu tidak bisa bertelur dan tidak bisa menetaskan telurnya,” ujar Ipong.

Lebih lanjut, Ipong berterima kasih kepada BBKSDA Jatim yang telah memberikan sepasang burung muruk kepda Yayasan Reog. Dia berharap dengan bantuan itu bisa memberikan semangat untuk mengembangkan penangkaran burung merak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya