SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GUNUNGKIDUL — Ini mungkin yang namanya cinta sejati. Itulah pernyataan tepat untuk menggambarkan kisah cinta Prama Wahodi,20,  dan Masitah Hayati,20,  dua mahasiswa di Yogyakarta yang harus berakhir tragis. Mereka harus berpisah karena ombak laut yang ganas.
Prama Wahodi yang merupakan yang mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada (UGM) tewas setelah terseret ombak di pantai yang berada di Desa Banjarejo Kecamatan Tanjungsari, Jumat (1/2/2013).

Ironisnya, korban tenggelam justru saat berusaha menyelamatkan Masitah Hayati mahasiswi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang lebih dulu terseret ombak.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

“Dari keterangan pacarnya (Masitah) korban awalnya berniat menolong, tapi malah terseret ombak”, kata Kasat Pol Air Polda DIY, AKP Irianto yang ikut mengevakuasi korban.

Infromasi yang dihimpun detikcom, peristiwa bermula saat dua sejoli ini tiba di Pantai Drini sekitar pukul 17.00 WIB. Disenja temaram itu keduanya mandi di deburan ombak. Baru sesaat berbasah-basah, tiba-tiba ombak besar menerjang Masitah hingga membuatnya terseret ketengah.

Melihat tambatan hatinya dalam bahaya, Prama berenang mengejar hingga ia berhasil meraih tangan Masitah.

“Setelah berhasil selamat keduanya berusaha menepi dan berjalan di air beriringan dengan posisi cewek ada didepan. Tapi belum sampai ketepi, tiba-tiba datang lagi ombak besar dan justru menggulung Prama”, ujar Irianto.

Mahasiswa asal Kelurahan Kepingan Kecamatan Balikpapan Selatan Kalimantan Timur itu sekejap hilang dalam gulungan gelombang.

Beruntung, 10 menit berlalu, warga dan Tim Sar berhasil menemukannya meski dalam kondisi tak bernyawa.

“Ketemunya sekitar pukul 17.30 WIB. Dan Setelah diidentifikasi, korban dibawa ke RS Bhayangkara Yogyakarta karena RSUD Gunungkidul belum ada kamar jenazah yang memiliki fasilitas pendingin. Soalnya dia kan dari luar Jawa, kalau di RS Gunungkidul kelamaan takutnya membusuk”, tambahnya.

Sementara itu, pihak kepolisian yang berusaha memberitahu keluarga korban di Kalimantan justru sempat disangka berniat melakukan penipuan.

“Iya tadi sempat disangka bohong dan mau nipu. Tapi setelah kita yakinkan termasuk melakukan kontak menggunakan HP korban, mereka akhirnya percaya”, kata Kapolsek Tanjungsari, AKP Basiron.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya