SOLOPOS.COM - Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan BLH Sragen, Purwosantoso, menunjukkan barang-barang yang dihimpuh Bank Sampah BLH Sragen, di kantor BLH Sragen, Jumat (2/11/2012).(Espos/Eni Widiastuti)

Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan BLH Sragen, Purwosantoso, menunjukkan barang-barang yang dihimpuh Bank Sampah BLH Sragen, di kantor BLH Sragen, Jumat (2/11/2012).(Espos/Eni Widiastuti)

SRAGEN-Keberadaan bank sampah yang kini dirintis Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sragen akan digalakkan di lembaga-lembaga lainnya, seperti kantor pemerintahan dan sekolah-sekolah. Tujuannya untuk menyelamatkan lingkungan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan Badan Lingkungan Hidup Sragen, Purwosantoso, mengungkapkan keberadaan bank sampah di kantor BLH Sragen, hingga kini hanya ditujukan bagi pegawai di lingkungan BLH. Setiap Selasa dan Sabtu, setiap pegawai diminta membawa sampah yang masih bisa didaur ulang dari rumah. Sampah tersebut diserahkan ke petugas di bank sampah. “Kegiatan ini sebenarnya sifatnya tidak wajib, tapi kita minta kesadaran semua pegawai untuk ikut berperan serta menyelamatkan lingkungan,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (2/11/2012).

Jika awalnya jadwal bank sampah ditetapkan Selasa dan Jumat, kini diubah setiap Selasa dan Sabtu. Salah satu alasannya, ada instruksi Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, agar pegawai menggunakan sepeda dan menetapkan kantor pemerintahan sebagai go green area setiap Jumat. “Kalau pegawai bawa sampah, padahal tidak boleh menggunakan kendaraan bermotor, agak sedikit repot,” katanya.

Ketika dibawa ke bank sampah, ungkapnya, petugas bank sampah akan menimbang sampah, lalu mencatatnya di buku tabungan sampah. Misalnya pegawai A membawa sampah plastik sekian gram, sampah kertas sekian kilogram. Nantinya petugas akan mengakumulasi sampah yang dikumpulkan pegawai itu. Setelah terkumpul banyak, sampah akan dijual. Setiap pegawai akan mendapatkan uang sesuai harga sampah.

“Tapi sampai sekarang [Jumat], belum ditentukan apakah uang itu akan diberikan ke pegawai setiap satu tahun sekali atau bagaimana. Kalau diberikan setiap bulan sekali belum memungkinkan karena jumlahnya kecil,” jelasnya.

Jika program bank sampah di BLH Sragen berhasil, terangnya, rencananya program itu akan disosialisasikan ke lembaga-lembaga lainnya. Harapannya lembaga lain juga mengadakan program bank sampah.

Meski jika dihitung dalam bentuk rupiah perolehan bank sampah tidak terkalu besar, katanya, program itu akan digalakkan demi menyelamatkan lingkungan. Pasalnya tak sedikit sampah yang sulit terurai di tanah, sehingga bisa mengganggu ekosistem alam. Misalnya sampah plastik yang baru bisa terurai setelah puluhan, bahkan ratusan tahun.

Menanggapi usulan adanya bank sampah di sekolah-sekolah, Kepala Departemen Hubungan Industri dan Masyarakat SMKN 2 Sragen, Sugiyarso, menerangkan pihaknya menyambut baik program tersebut dan siap melaksanakannya. Selama ini SMKN 2 Sragen sudah mulai menghancurkan sampah organik di sekolah  untuk dimanfaatkan sebagai pupuk. SMKN 2 Sragen memiliki alat penghancur sampah yang didesain sendiri. “Tapi volumenya masih terbatas, sehingga belum banyak sampah yang bisa diolah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya