SOLOPOS.COM - Siswa-siswi SMPN 1 Grogol, Sukoharjo, menunjukkan hasil dari mendaur ulang sampah. (Istimewa/Mulyani Nurul)

Solopos.com, SUKOHARJO — SMPN 1 Grogol, Sukoharjo, menyabet penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Desember 2022 lalu di Jakarta.

Ketua Tim Adiwiyata Mandiri SMPN 1 Grogol, Mulyani Nurul, mengatakan pencapaian itu memerlukan proses panjang. Di antaranya melalui gerakan yang terus dilakukan seluruh warga sekolah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami dorong gerakan peduli berbudaya lingkungan hidup sekolah [PBLHS]. Selain itu juga melakukan menggerakan 3R yakni reduce, reuse, rycecle dengan mengurangi, menggunakan kembali, serta mendaur ulang sampah,” kata Mulyani kepada Solopos.com, Sabtu (28/1/2023).

Selain itu pihaknya juga mengimplementasikan pengolahan sampah baik organik maupun anorganik. Dia juga membuat inovasi yang dimasukkan dalam pembelajaran.

Tak hanya itu warga sekolah juga diajak menanaman pohon sepanjang Jl. Ciu hingga bantaran Bengawan Solo hasil dari pembibitan tanaman sendiri.

“Kami juga menciptakan produk hasil recycle sampah yang dilakukan semua warga sekolah, mulai dari siswa serta seluruh guru dan karyawan. Produk bisa masuk UMKM dan laris dipasarkan,” terang Mulyani.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Grogol, Hartanto, mengatakan penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri diraih melalui perjalanan panjang.  Sebelumnya sekolah ini sudah menerima penghargaan Sekolah Adiwiyata Kabupaten, Provinsi, dan Nasional.

“Perjuangan dari seluruh tim yang sangat kompak dan solid, mulai dari guru dan peserta didik terlibat semua. Menurut kami ini adalah pencapaian yang luar biasa,” kata Hartanto.

Menurut Hartanto, hanya ada 2 SMP di Sukoharjo yang menerima penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri. Satu lainnya adalah SMPN 1 Sukoharjo.

Di SMPN1 Grogol,  seluruh kegiatan dikaitkan dengan pembelajaran pembentukan karakter warga sekolah. Hal itu dilakukan dengan menonjolkan kebersihan, cinta lingkungan, penghijauan, dan gaya hidup sehat dan bersih seluruh komponen sekolah.

Sekolah ini juga sudah mempunyai kegiatan penanganan sampah yang hasilnya berupa pupuk kompos. Pupuk organik ini digunakan untuk menyuburkan tanaman di sekolah. Sementara sampah anorganik dimanfaatkan menjadi barang-barang berharga, seperti tas, topi, atau pot bunga.

Anggota Komite Sekolah, Sriyanto, sangat mendukung program dari sekolah. “Kebetulan progam sekolah dan desa klop, desa juga memiliki program yang sama. Kami juga akan bikin kios-kios di lahan dekat sekolah. Nantinya, produk atau hasil karya siswa bisa dipasarkan di kios yang saat ini kami bangun,” kata Sriyanto yang merupakan Kepala Desa Telukan, Kecamatan Grogol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya