SOLOPOS.COM - Kakak Ipar Arifin, Muji Wahyono, 67, menunjukkan foto M.T Arifin di rumah duka Jl. Teratai VI No. 12, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Solo, Rabu (9/9/2020). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO – Duka mendalam menyelimuti dunia seni dan kebudayaan Kota Solo, Rabu (9/9/2020). Pengamat politik dan militer yang juga dikenal sebagai pegiat budaya Jawa MT Arifin, 64, tutup usia di Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu, Rabu siang.

Jenazah disemayamkan di kediamannya di Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Solo, sebelum dibawa ke peristirahatan terakhir di TPU Bonoloyo, Kamis (10/9/2020). Alumnus Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Keguruan Ilmu Sosial (FKIS) IKIP Yogyakarta ini meninggalkan seorang istri, dua anak, dua menantu, serta tiga cucu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ucapan belasungkawa dan doa terbaik disampaikan seniman serta pegiat budaya Solo lewat status media sosial mereka sejak siang terkait berpulangnya MT Arifin.

2 Pegawai Jasa Marga Nyabu Saat Patroli di Tol Soker, Eh Ketangkep!

Salah satunya pengamat budaya Halim HD. Suami Melati Suryodarmo tersebut mengenal MT Arifin sebagai pengamat sejarah dan kebudayaan yang aktif dan produktif. Karya tulisnya berupa buku dan jurnal cukup banyak. Di antaranya Nasionalitas Bikultural Surakarta (1991), Daerah Tingkat II Kabupaten Kudus: Dinamika Internal Kehidupan Sosial Politik dan Perekonomian (1998), Babad Salakarta (1998), serta Budaya Jawa dalam Pemerintahan, Dulu, Kini dan Masa Depan (2001).

Halim mengenalnya pada tahun 1970an ketika sama-sama kuliah di Yogyakarta. Mendiang MT Arifin kuliah di IKIP Yogyakarta, sementara dirinya di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Setelah itu mereka kembali bertemu di beberapa forum diskusi Solo. Di antaranya bidang sejarah dan budaya yakni Kelompok Studi Mangkubumen (KSM), dan forum perkotaan bernama Satyamitra.

Pilkada Solo 2020: Daftar Riwayat Hidup Cawali Solo Gibran Rakabuming Raka

Budaya Solo

Bersama beberapa tokoh di Solo, ia menghidupkan ruang diskusi melalui forum tersebut. Isu yang dibahas mencakup banyak hal yakni sosial politik hingga kebudayaan.

Sebagai pencinta Jawa, MT Arifin banyak memberikan masukan pada pengembangan budaya di Solo. Bukan hanya ide-ide yang segar, Halim turut mendukung perkembangan seni budaya dengan ikut memenuhi undangan beberapa agenda kesenian daerah. Misalnya di Magelang, Purwokerto, Yogyakarta, dan masih banyak lagi.

Mahasiswa di Riau Ini Canggung Berkenalan, Karena Bernama Anjay

Tak heran dia ditunjuk sebagai salah satu Dewan Kebijakan di Dewan Kesenian Solo (DKS). Bersama tokoh teater Solo Gigok Anurogo dan beberapa seniman lain. Gigok mengenal mendiang MT Arifin sebagai sosok yang tidak pelit ilmu.

Satu hal yang menarik dari MT Arifin menurutnya adalah mampu mengupas isu budaya secara detail dari sisi rasional maupun irasional.

“Beliau orang yang cerdas. Statement-nya cukup kuat. Selalu bisa menggabungkan rasional dengan sesuatu yang irasional sehingga bisa dimengerti dengan baik,” terang Gigok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya