SOLOPOS.COM - Atlet aeromodelling asal Boyolali, Abdullah Hafiizh Ridho, mendapatkan medali emas di kelas outdoor hand launched glider (OHLG) INA U-12 pada Kejuaraan Aeromodelling tingkat Jawa Tengah di Bandara Ngloram Cepu, Blora, belum lama ini. (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI—Abdullah Hafiizh Ridho, bocah umur 12 tahun asal Desa Ngaru-Aru, Kecamatan Banyudono, Boyolali, menyabet dia medali pada Kejuaraan Aeromodelling tingkat Jawa Tengah di Bandara Ngloram Cepu, Blora, belum lama ini.

Dua medali yang berhasil diboyong ini meliputi medali emasi di kelas Outdoor Hand Launched Glider (OHLG) INA U-12 dan medali perak di kelas OHLG AMA U-15.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengurus Cabang Aeromodelling Kabupaten Boyolali, Jadi Nurcahyadi, menceritakan perlombaan diikuti 150 orang dari 10 kabupaten dan 4 klub aeromodelling di Jawa Tengah. Perlombaan berlangsung ketat dan transparan dalam penilaian.

Baca Juga: Banjir Lahar Hujan Penuhi Alur Kali Woro

Ekspedisi Mudik 2024

Untuk mengikuti kompetisi, Hafiizh sudah berlatih aeromodelling sejak usia lima tahun. Kemudian, pada usia 7 tahun untuk kali pertama ia mengikuti kejuaraan dan sering memenangkan kompetisi.

“Sampai saat ini sudah 13 medali dimiliki Hafiizh yang baru berusia 12 tahun,” kata Jadi, saat dihubungi Solopos.com, Senin (30/11/2021).

Dua medali terbaru yang dikumpulkannya adalah medali emas di kelas Outdoor Hand Launched Glider (OHLG) INA U-12 dan medali perak di kelas OHLG AMA U-15 pada kejuaraan Aeromodelling tingkat Jateng di Bandara Ngloram Cepu, Blora.

Baca Juga: UMK Klaten 2022 Hanya Naik Rp4.109, SPSI Klaten Keberatan

Pada kejuaraan di Blora, Hafiizh berlatih bersama Jadi yang juga ayahnya sejak Juli. Latihannya terkendala kebijakan PPKM di tengah puncak pandemi. Selama latihan, mereka harus tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak.

“Karena tempat latihan atau lapangan tidak ada, kami berlatih secara pindah-pindah. Kadang di Sirkuit Boyolali, kadang di Lapangan Dirgantara,” sambung dia.

Selama perlombaan Hafiizh sempat terkendala menerbangkan pesawat aeromodelling. Kendala ini diatasi dengan menyetting pesawat dengan teliti. Pesawat jenis OHLG dan Centre of Gravity (CG) harus disetting dengan pas. Apabila tidak, pesawat akan kesulitan saat terbang.

Baca Juga: Damkar & SAR Klaten Evakuasi Kucing di Sumur Warga Jatinom 15 Meter

“Saat menerbangkan pesawat jenis OHLG harus benar benar tahu teknik dan cara melempar pesawat Chuck Glider ini. Apabila salah menerbangkan atau melempar pesawat, ini akan fatal. Pesawat akan hancur dan rusak sehingga nilai yang dihasilkan tidak memenuhi target,” terang dia.

Menurut Jadi, Hafiizh yang kini bersekolah di kelas VII SMP Angkasa Lanud Adi Soemarmo, sudah mengenal olahraga aeromodelling sejak usia lima tahun. Bahkan, saban hari ia bermain gim simulator pesawat di komputer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya