SOLOPOS.COM - Penampakan Bendung Karet Tirtonadi di Kota Solo. (Istimewa/Dok. Kementerian PUPR)

Solopos.com, JAKARTA – Bendung Karet Tirtonadi yang direhabilitasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2018 menjadi sarana pengendalian banjir di Kota Solo. Tak hanya itu, bendung itu ternyata memiliki sederet manfaat mulai dari tampungan air raksasa hingga pariwisata.

Rehabilitasi bendung itu penting mengingat Kota Solo berada di dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 92 mdpl. Solo juga menjdi tempat pertemuan beberapa sungai yakni Kali Pepe, Kali Gajah Putih, Kali Anyar, Kali Premulung dan Sungai Bengawan Solo.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi merupakan bagian dari pekerjaan normalisasi Kali Pepe Hulu sepanjang 3.200 meter. Selain itu, ada penggantian kantong karet menjadi lebar bentang 60 meter dari sebelumnya hanya 20 meter. Penambahan penampang ini akan meningkatkan tampungan air pada musim kemarau dan mengendalikan debit banjir pada musim hujan.

Main Voli, Presiden Burundi Meninggal Dunia Kena Serangan Jantung

Ekspedisi Mudik 2024

"Pada saat musim kemarau, pintu Bendung akan ditutup, sehingga menjadi long storage yang dapat menampung air kurang lebih 1 juta m3. Pada musim hujan akan dibuka dengan kapasitas pengaliran air 1.048 m3 per detik atau lebih besar dari debit awal 390 m3 per detik. Sehingga manfaatnya juga untuk meningkatkan kapasitas debit sungai,” kata Menteri Basuki, sebagaimana rilis kepada Solopos.com, Rabu (10/6/2020).

Basuki menambahkan fungsi Bendung Karet Tirtonadi akan menurunkan elevasi banjir 2,1 meter dan mengurangi risiko banjir seluas 110 hektar di beberapa wilayah di Kota Solo salah satunya Kecamatan Banjarsari.

Wisata Edukasi

Pembangunannya dilakukan oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Ditjen Sumber Daya Air selama 810 hari kalender pada tahun 2016-2018. Kegiatan ini menelan anggaran sebesar Rp182,3 miliar.

Rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi menerapkan inovasi kantong karet yang dipasang melintang sungai untuk menaikan tinggi muka air. Teknologi ini dilengkapi dengan gate panel yang terbuat dari baja dengan ketebalan 16 mm dan tinggi 305 cm saat pembendungan dan 32 cm saat kondisi flat. Keunggulan teknologi ini di antaranya waktu pengoperasian yang relatif singkat, mampu melindungi air blader dari material sungai serta tahan terhadap perubahan suhu ekstrim dan vandalisme.

Waspada! Lelang Online Atas Nama Pegadaian Marak di Medsos

Kehadiran Bendung Karet Tirtonadi tidak hanya sebagai pengendali banjir dan tampungan air baku, tapi juga sebagai objek wisata edukasi. Sebelum pandemi COVID-19, Bendung Karet Tirtonadi kerap menjadi tujuan wisata untuk beragam kegiatan seperti bersantai, pertunjukan seni, berolahraga maupun sekadar swafoto.

Menteri Basuki menuturkan penataan kawasan Bendung Karet Tirtonadi merupakan bagian dari upaya untuk mengedukasi publik akan pentingnya air dan pengelolaan sumber-sumber air yang berkelanjutan.

“Pengelolaan air adalah urusan kita bersama termasuk masyarakat sebagai pemakai air. Oleh karena itu kita wajib melestarikan keberadaan sumber air, seperti tidak membuang sampah ke sungai,” pesan Menteri Basuki.

Penataan kawasan Bendung Karet Tirtonadi mendapat apresiasi positif dari masyarakat yang berkunjung. Salah satunya disampaikan akun Instagram @infosoloraya yang memposting foto wisatawan berkunjung di Bendung Tirtonadi pada Mei 2019 lalu. “Ini bukanlah luar negeri lho sobat, beginilah penampakan Bendungan Tirtonadi Solo, Surakarta usai ditata dan dipercantik,” tulis aku @infosoloraya.

Ada Garis Jarak Antar-Motor di Bangjo Sukoharjo, Mirip Sirkuit Moto GP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya