SOLOPOS.COM - Juru kunci Gunung Merapi sekarang, Mas Asih. (HarianJogja/Fahmi Ahmad Burhan)

Solopos.com, SLEMAN — Apa pekerjaan Kliwon Suraksohargo Asihono atau Mas Asih sekarang, selain menjadi juru kunci Gunung Merapi?

Mas Asih ditunjuk oleh Keraton Yogyakarta sebagai juru kunci Gunung Merapi pada 2011, menggantikan ayahnya, Mbah Maridjan yang meninggal dunia pada 2010.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Ternyata selain menjadi juru kunci Gunung Merapi, Mas Asih juga mempunyai profesi lainnya, yang ia geluti sehari-hari.

Baca Juga: Kamu Bisa Dapat Mobil Daihatsu Rocky Seharga Rp120.000, Kok Bisa?

Dikutip dari Harianjogja.com, pekerjaan Mas Asih selain juru kunci Gunung Merapi adalah karyawan di Bagian Akademik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Islam Indonesia (UII).

Sudah 25 tahun, dia mengabdi di kampus yang berada paling dekat dengan Gunung Merapi itu.

Baca Juga:  Apakah Hidrosefalus pada Anak Bisa Sembuh?

“Dari awal mula FMIPA berdiri di UII saya sudah jadi karyawannya, dan waktu itu saya yang jadi karyawan pertama, di FMIPA kala itu belum ada tenaga akademik lain,” ujar dia, pada 2018 silam.

Bekerja sebagai karyawan di FMIPA, sosok juru kunci Gunung Merapi sekarang ini biasa mengurus administrasi. Dia sudah ada di kampus tersebut sekitar pukul 07.00 WIB. Hingga sore hari ia pulang lagi ke rumahnya, sejenak beristirahat, selepasnya bercengkrama dengan warga.

Baca Juga:  Oalah, Ini Arti dari Wonogiri, Sudah Tahu Belum?

Bagi Mas Asih, Juru Kunci Merapi Bukan Istimewa

Mas Asih mengaku dipilih sebagai juru kunci Gunung Merapi bukan lah suatu yang istimewa. Dia hanya berperan untuk menjaga kelestarian kebudayaan di tanah Jawa.

“Peran saya menjaga kelestarian budaya,” terang dia.

Baca Juga:  Oleh-oleh Berjamur & Parkir Mahal, Ini Cerita Viral dari Malioboro

Peran juru kunci Gunung Merapi sekarang telah berubah dan bukan menjadi referensi utama untuk dijadikan rujukan jika terjadi sesuatu hal dengan gunung yang berlokasi di perbatasan Jawa Tengah dan DI. Yogyakarta itu.

Sebagaimana diungkap oleh seorang warga sekitar, Subagio. “Tergantung pandangan orang-orang memang kalau soal juru kunci Merapi, tetapi yang jelas dulu warga masih memegang teguh nilai-nilai yang diberikan juru kunci. Sekarang juru kunci memberikan pemahaman ke warga agar lebih taat kepada instruksi pembuat kebijakan,” kata dia.

Baca Juga:  Apa Perbedaan Nyadran dan Ruwahan, Tradisi Menjelang Ramadan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya