SOLOPOS.COM - Ilustrasi Korban (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SUKOHARJO – Penemuan jasad satu keluarga di Baki, Sukorharjo, Jawa Tengah, menghebohkan masyarakat setempat. Satu keluarga yang terdiri atas empat orang itu tewas mengenaskan di kediamannya yang diduga sebagai korban pembunuhan sadis.

Mereka ditemukan tak bernyawa di rumah di Desa Duwet, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Jumat (21/8/2020). Diduga, mereka menjadi korban pembunuhan sadis oleh perampok.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain di Baki Sukoharjo, sejumlah kejadian pembunuhan satu keluarga serupa juga pernah terjadi di di sejumlah daerah.

Tak Terlihat Sejak Selasa Malam, Begini Kronologi Penemuan 4 Mayat Satu Keluarga di Baki Sukoharjo

Disarikan dari laman Liputan6.com dan Detik.com, inilah lima kisah tragis pembunuhan sadis satu keluarga di sejumlah daerah. Ada yang dibunuh karena dendam hingga perebutan harta warisan. Berikut rangkumannya:

Pembunuhan Ayah dan Anak di Serang, Banten

Pada Agustus 2019 lalu, seorang pria bernama Rustiandi, 33, dan putranya tewas di tangan perampok yang hendak menjarah rumahnya. Keduanya tewas bersimbah darah seusai dihantam dengan balok kayu di bagian kepala dan dada. Sementara sang istri selamat meski mengalami luka parah.

Pelaku pembunuhan sadis ayah dan anak yang masih satu keluarga itu adalah Samin, 29, seorang pekerja serabutan. Ia nekat merampok lantaran desakan ekonomi. Sebelum menghabisi nyawa Rustiandi dan putranya, Samin menyambangi rumah korban dalam pengaruh minuman keras.

Kejadian itu terjadi di Desa Sukadalem, Kecamatan Waringin Kurung, Serang, Banten, sekitar pukul 02.00 dini hari. Usai membunuh, Samin pulang ke rumah orang tuanya di Tulang Bawang, Lampung. Namun, ia berhasil ditangkap pihak kepolisian setempat dan ditetapkan sebagai tersangka.

Warga Baru PSHT Harus Bawa Ingkung Ayam dan Pisang Raja, Ini Alasannya

Pembunuhan Satu Keluarga di Banyumas, Jawa Tengah

Akibat dendam masalah pembagian harta warisan, seorang ibu bernama Saminah dan ketiga anaknya, Irfan, Achmad, dan Saniah, tega menghabisi nyawa empat anggota keluarganya. Ketiga korban di antaranya adalah Suprapto, Sugiono, Heri, yang merupakan saudara kandung Saminah. Sementara satu korban lainnya, Vivin, merupakan anak dari Suprapto.

Pembunuhan sadis ini terjadi pada 2014 silam. Namun, kepolisian baru mengungkap kasus ini pada Agustus 2019 lalu. Setelah ditemukan di pekarangan rumah Misem, orang tua pelaku, keempat korban hanya tersisa tulang belulang saja.

Pembuhunan ini disebabkan cekcok keluarga akibat perebutan tanah warisan milik Misem. Sebelum akhirnya tewas dan dikubur di pekarangan rumah, keempat korban yang masih satu keluarga dengan pelaku itu dipukul dengan besi, dan tabung gas.

Dulu Cuma Rp20.000, Berapa Bayaran Mbah Minto Klaten Sekarang?

Pembunuhan Satu Keluarga oleh Sepupu di Bekasi, Jawa Barat

Lantaran tak terima dianggap orang tak berguna, Haris Simamora, 23, membunuh pasangan suami istri (pasutri) dan kedua anaknya dengan keji. Ia menghabisi nyawa pasutri yang masih satu kerabat dengannya itu dengan linggis. Sementara kedua anak korban dicekik saat tidur.

Pelaku yang kini sudah ditetapkan menjadi tersangka itu membunuh keempat korban pada malam hari, November 2018 lalu. Menurut keterangan kepolisian setempat, keempat korban dieksekusi secara bergiliran di rumah korban.

Sebelum melancarkan aksi kejinya, pelaku pembunuhan sadis satu keluarga itu sempat bercengkerama dengan para korban. Usai bercengkerama, pelaku yang melihat keempat korban terlelap lalu mencari linggis dan membunuh mereka di tempat.

4 Kata dari Gibran untuk 2 Cucu PB XII  yang Ingin Maju Pilkada Solo 2020 

Pembunuhan Satu Keluarga Akibat Sering Diejek di Deli Serdang, Sumatera Utara

Masih soal urusan sakit hati akibat sering diejek, satu keluarga berinisial Y, AD, D, dan R, tega membunuh satu keluarga beranggotakan pasangan suami istri dan satu orang anaknya. Aksi pembunuhan sadis sekeluarga ini terjadi di Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatra Utara, Oktober 2018 lalu.

Sebelumnya, keempat pelaku sudah merencanakan aksi pembunuhannya itu terlebih dahulu. Mereka dendam dan sakit hati lantaran keluarga korban sering mengolok-olok mereka dengan sebutan ‘pasukan gajah’ dan ‘pasukan tuyul’. Keempat pelaku membunuh satu keluarga itu dengan senjata tajam dan pistol rakitan, lalu membuang jasad korban tak jauh dari rumah korban.

Jangan Terlambat! Deteksi Dini Bisa Cegah Anak Telat Bicara

Pembunuhan Satu Keluarga oleh Pembantunya di Banda Aceh, Aceh

Januari 2018, Ridwan, tersangka pembunuhan sadis satu keluarga di Gampong Mulia, Kuta Alam, Banda Aceh, dijatuhi hukuman mati oleh kepolisian setempat. Ia terbukti membunuh pasangan suami isteri bernama Tjie Sun dan Minarni, serta putranya Calliestosng.

Korban adalah majikan tersangka. Lantaran tak terima saat dimarahi, pelaku emosi lalu menghabisi nyawa korban seketika. Ketiganya dibunuh dengan balok kayu dan pisau dapur hingga bersimbah darah. Pisau itu ia gunakan untuk menggorok leher ketiga korban.

Usai membunuh, pelaku melarikan diri dan membawa kabur sejumlah uang milik korban, satu tablet, tiga ponsel pinta, dan tas selempang berwarna cokelat. (Widiyantoro/JIBI/Solopos.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya