SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin virus corona. (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Banyak negara berusaha mengembangkan vaksin untuk virus corona jenis baru atau Covid-19. Berbagai uji coba telah dilewati untuk dapat menciptakan vaksin yang diharapkan menghentikan penyebaran Covid-19.

Sebelumnya, perusahaan farmasi asal China, Sinovac Biotech berhasil mengembangkan vaksin virus corona pada manusia. Hasil uji coba menyebutkan vaksin ini sangat potensial untuk melawan Covid-19. Vaksin itu pun kini telah mendarat di Indonesia untuk dilakukan uji klinis lanjutan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain China, sejumlah negara-negara berikut juga disebut berhasil melakukan uji coba vaksin virus corona pada manusia. Berikut rangkuman Solopos.com:

Tambahan Kasus Konfirmasi Covid-19 di Wonogiri, 29 Orang Nakes RSUD Wonogiri

Rusia

Rusia dikabarkan telah berhasil menyelesaikan uji coba klinis vaksin Covid-19 pada manusia. Bahkan negara pecahan Uni Soviet ini diklaim sebagai negara pertama yang sukses menemukan vaksin untuk virus corona.

Diambil dari laman Detik.com, Elena Smolyarchuk, kepala peneliti Pusat Penelitian Obat-obatan Klinis Rusia di Sechenov University, mengatakan vaksin Covid-19 sudah teruji aman pada sukarelawan. Uji coba vaksin ini melibatkan dua kelompok sukarelawan, yang terdiri atas 19 relawan pada tahap pertama dan 20 sukarelawan lainnya pada tahap kedua.

Selain itu, otoritas setempat juga berencana melakukan produksi massal 30 juta dosis vaksin virus corona eksperimental secara domestik tahun ini. Kendati demikian, belum ada informasi lanjutan kapan vaksin asal negeri beruang putih itu akan mulai dikomersialkan.

Fix! Masjid Raya dan Masjid Al Aqsha Klaten Gelar Salat Idul Adha

Inggris

Uji coba vaksin virus corona pada manusia juga dilakukan di Inggris. Vaksin ini dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Oxford bersama perusahaan farmasi Astazaneca. Pemimpin penelitian praklinis, profesor vaksinologi dari Jenner Institute, Sarah Gilbert, optimis uji coba vaksin ini akan berhasil.

“Tentu saja kita harus menguji vaksinnya dan mendapatkan data dari manusia. Kita harus mengetahui bahwa vaksin ini benar-benar bekerja dan menghentikan infeksi virus corona pada sesorang, sebelum akhirnya digunakan pada populasi yang leih banyak,” jelas Profesor Sarah Gilbert, dikutip dari Detik.com.

Swab Test Massal di Sragen, Warga Gemolong Sembunyi di Genting Gegara Takut

Penelitian mencatat vaksin ini mampu memicu respons kekebalan tubuh yang baik pada 100 persen objek uji coba setelah diberikan dua dosis. Vaksin ini juga berhasil menciptakan dua sisi sistem kekebalan sekaligus, yaitu dapat memicu produksi sel darah putih dan antibodi. Selain itu, tidak ada masalah kesehatan lain yang timbul sepanjang uji coba.

Universitas Oxford kini telah menyelesaikan lisensi global dengan Astrazaneca untuk produksi dan penjualan vaksin, September mendatang. Sementara itu, Pemerintah Inggris juga telah memesan 90 juta dosis vaksin virus corona itu dalam kesepakatannya dengan perusahaan bioteknologi Biontech, Pfizer, dan Valneva.

Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo Positif Covid-19

Amerika Serikat

Salah satu negara yang yang gencar menciptakan vaksin corona adalah Amerika Serikat (AS). Menurut peneliti di National Institute of Health dan Moderna Inc, Dr. Anthony Fauci, vaksin buatan AS ini mampu menciptakan antibodi dalam tubuh pasien Covid-19. Antibodi tersebut memberi gambaran bahwa uji coba vaksin ini berhasil.

Uji coba vaksin diberikan sebanyak dua dosis. Hasilnya, vaksin dipercaya mampu memblokir infeksi, seperti pada pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19. Tidak ada efek samping yang serius. Namun, lebih dari setengah sukarelawan penelitian mengeluh mengalami reaksi mirip flu setelah disuntik vaksin tersebut.

Vaksin yang dikembangkan oleh para peneliti ini akan diujikan kepada 30.000 sukarelawan pada 27 Juli mendatang. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah vaksin cukup kuat dan efektif dalam melawan virus corona atau tidak.

Duh, Seorang Pasien Covid-19 Kerap ke Pasar Kota Wonogiri

Jerman

Pemerintah Jerman telah menyetujui uji coba vaksin virus corona. Vaksin ini dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Curevac. Dilansir dari Bisnis.com, penelitian ini akan melibatkan 168 sukarelawan sehat, di mana 144 orang akan disuntik dengan vaksin eksperimental.

Perusahaan ini menggunakan teknologi baru berdasarkan mRNA, sejenis bahan genetik yang belum pernah digunakan untuk membuat vaksin. Setelah disuntikkan, vaksin ini dapat memicu respons kekebalan tubuh dengan memproduksi protein yang bertindak sebagai antivirus.

Sebelum Curevac, perusahaan asal Jerman lainnya, yaitu Biontech, juga mengembangkan vaksin virus corona. Vaksin ini akan diuji kefektifannya kepada 200 orang sehat berusia 18-55 tahun dalam beberapa bulan mendatang.

Update Covid-19 Dunia: 60% Pasien Sembuh, Meninggal Hanya 4%

Australia

University of Queensland, Australia telah bermitra dengan perusahaan farmasi CSL untuk memproduksi 100 juta dosis vaksin corona pada akhir tahun depan. Vaksin yang dikembangkan menggunakan teknologi penjepit molekuler ini telah menunjukkan hasil awal yang menjanjikan di laboratorium.

Vaksin tersebut dirancang untuk merangsang respons kekebalan dan melindungi orang terhadap pengembangan virus corona. Dalam uji coba pada manusia, agen pendorong akan ditambahkan dengan tujuan meningkatkan efektivitas vaksin.



Dilansir Bisnis.com, Paul Young, peneliti dari University of Queensland mengatakan 120 orang akan direkrut untuk percobaan pertama, guna menguji keamanan vaksin dan memantau dampaknya pada sistem kekebalan tubuh. Selanjutnya sekitar 800-1.000 orang akan mengikuti uji coba vaksin lanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya