SOLOPOS.COM - Seorang pelayan menyiapkan masakan di RM Padang Putra Bungsu yang dikelola pasangan kakak-adik, Sukar dan Sunarto di rumahnya di Dukuh Marditani, Desa Celep, Kedawung, Sragen, Kamis (8/4/2021). (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN – Rumah Makan Padang milik kakak beradik asal Sragen, Sukar, 39, dan Sunarto, 30, tak cuma diminati para pejabat. RM Padang yang berada di Dukuh Marditani, Desa Celep, Kedawung, Sragen, ini juga diminati oleh orang Padang asli.

Salah satu warga asli Padang yang menjadi langganan RM Padang Putra Bungsu itu adalah Purnama Sari. Perempuan 37 tahun itu kini tinggal di Sragen. Menu andalan yang dia pesan di RM Padang Putra Bungsu adalah otak sapi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Bukan dengan Pijat, Ini Cara yang Benar Mengobati Saraf Kejepit

“Sudah tidak terhitung berapa kali saya ke sini. Dalam bulan ini [April] saja sudah dua kali ke sini. Saya sudah banyak mencoba warung makan Padang. Tapi, hanya di sini saya menemukan masakan dengan cita rasa khas Padang yang jadi kampung halaman saya,” katanya.

Sunarto mengakui warung miliknya cukup menarik minat warga Padang asli. “Hampir setiap hari ada warga Padang yang kemari. Belum lama ini ada yang datang dari Salatiga hanya untuk sekadar mencoba masakan di sini,” terang Sunarto.

Koki di Malaysia

Sebelum mendirikan RM Padang ini, Sukar dan Sunarto lebih dulu menjadi karyawan rumah makan. Tugasnya antara lain membersihkan ikan sebelum dimasak, mencuci piring, memotong sayur, menumbuk cabai dan lain sebagainya. Keduanya juga sempat menjadi koki rumah makan Padang di Malaysia.

Setelah itu, keduanya memutuskan pulang kampung dan mendirikan RM Padang Putra Bungsu di Sragen. “Awalnya hanya dibantu saudara. Tahun berikutnya mulai merekrut karyawan. Awalnya ada satu karyawan, dua, lalu tiga. Alhamdulillah, sekarang ada 12 karyawan,” papar Sunarto.

Baca Juga: Tegas, Pemkab Sukoharjo Bakal Jatuhkan Sanksi Bagi ASN yang Nekat Mudik

idak hanya rasanya yang nikmat, harga masakan padang di warung ini juga terjangkau. Sebagai gambaran, nasi plus ayam di warung ini hanya dijual Rp12.500. Satu gelas es teh hanya Rp3.000.

Menu yang disajikan di warung ini juga terbilang komplet. Warung ini biasa dibuka dari pagi pukul 09.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Namun, tak jarang pada sore hari, kebanyakan makanan yang dijajakkan sudah habis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya